digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Denisa Dwi Adianty
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pengembangan TPST kerap mengalami penolakan akibat potensi dampak negatif yang diperoleh masyarakat sekitar. Dampak negatif yang tidak diatasi dapat mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, perlu upaya manajemen risiko dengan pertimbangan besar nilai manfaat dan biaya melalui valuasi ekonomi dampak yang timbul dari TPST. Penerapan manajemen risiko berdasarkan hasil valuasi dampak yang digunakan untuk mengembangkan strategi agar mitigasi bertahan dalam jangka panjang. Penelitian ini mengambil studi kasus dampak TPST Bantargebang berdasarkan persepsi masyarakat Desa Tamanrahayu. Mengaplikasikan mixed method research melalui analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dalam mengidentifikasi dan mengkuantifikasi dampak TPST. Menggunakan pendekatan deduktif untuk merumuskan variabel biaya serta manfaat dari konsep valuasi ekonomi yang akan diuji melalui pengambilan dan analisis data, kemudian akan ditarik kesimpulan nilai tiap variabel sebagai hasil NET. TPST Bantargebang menimbulkan dampak penurunan kualitas (air, udara, tanah, estetika lingkungan), gangguan kesehatan, konflik sosial, gangguan lalu lintas, perubahan harga tanah/properti dan manfaat adanya penyerapan tenaga kerja. NET maupun NPV keberadaan TPST sebesar Rp -397.452.915.784,58. Hasil tersebut menunjukan nilai biaya lebih besar dibandingkan nilai manfaat. Disimpulkan bahwa bagi masyarakat Desa Tamanrahayu keberadaan TPST Bantargebang lebih banyak menimbulkan dampak negatif dibandingkan dampak positif. Proporsi dampak negatif terbesar berupa penurunan harga tanah/properti (66,7%). Manajemen risiko dampak yaitu membuat green belt sejauh 0 – 100 m, untuk mengurangi bau dan bising, menurunkan potensi penyakit pernapasan, serta meningkatkan estetika. Hasil NPV yakni Rp 15.920.281.403,57, artinya pengembangan green belt memberikan manfaat yang lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan. Manajemen risiko lainnya yakni menyediakan infrastruktur air bersih untuk 98,78% masyarakat. NPV yang diperoleh yaitu Rp 136.519.467.687,25, hasilnya positif artinya pengembangan infrastruktur air bersih lebih banyak memberikan dampak positif berupa manfaat kemudahan akses air bersih dan potensi terhindarnya masyarakat dari penyakit kulit dan pencernaan.