digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Galih Adi Wisma
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Serangkaian eksperimen telah dilakukan untuk menemukan metoda yang paling sesuai untuk pemisahan besi dari larutan kaya yang mengandung konsentrasi ion besi tinggi. Larutan kaya hasil pelindian bijih nikel limonit dalam larutan H2SO4 di bawah tekanan atmosfer mengandung konsentrasi besi tinggi (2925-11056 ppm) dan konsentrasi nikel rendah (288-1100 ppm). Ion Fe2+ ini akan teradsorpsi bersama dengan ion nikel pada resin penukar ion Lewatit Monoplus TP 207 XL selama rekoveri nikel dari larutan dan akan terlarut kembali bersama ion nikel selama elusi. Oleh karena itu, besi harus dipisahkan sebelum rekoveri nikel dan kobalt. Dalam penelitian ini, ion besi berusaha dipisahkan dari larutan kaya setelah dioksidasi menggunakan beberapa metode oksidasi yang meliputi aerasi, oksidasi menggunakan KMnO4 dan elektro-oksidasi. Ion Fe3+ yang dihasilkan kemudian dihidrolisis dan dipresipitasi atau diadsorpsi oleh resin penukar ion. Oksidasi Fe2+ dengan aerasi dari larutan kaya yang mengandung konsentrasi ion besi tinggi memerlukan waktu lama karena driving force proses oksidasi dengan aerasi terbatas. Sementara itu elektro-oksidasi merupakan metoda yang paling cepat karena metoda ini dapat digunakan dengan driving force yang jauh lebih tinggi untuk mengoksidasi ion Fe2+ menjadi Fe3+ bila dibandingkan dengan metode lainnya. Sejumlah nikel akan terpresipitasi selama presipitasi besi (III) hidroksida dan dapat dilarutkan kembali misalnya dengan asam sulfat konsentrasi rendah. Hasil penelitian juga mengungkapkan selektivitas resin penukar ion ini tidak memadai untuk pemisahan besi dari nikel dan kobalt. Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ diikuti proses hidrolisis pada pH 4,5 menghasilkan persentase pemisahan besi yang tinggi mencapai 93,6 %. Penambahan oksidator KMnO4 menekan kandungan nikel dalam presipitat besi hidroksida, namun sisa KMnO4 dalam larutan juga akan mengurangi adsorptivitas penukar ion untuk rekoveri nikel. Oleh karena itu, elektro-oksidasi dianggap sebagai metode yang paling sesuai untuk pemisahan besi walaupun kopresipitasi nikel selama hidrolisis mencapai 33,5 %.