ABSTRAK Galih Adi Wisma
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Galih Adi Wisma
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Serangkaian eksperimen telah dilakukan untuk menemukan metoda yang paling sesuai
untuk pemisahan besi dari larutan kaya yang mengandung konsentrasi ion besi tinggi.
Larutan kaya hasil pelindian bijih nikel limonit dalam larutan H2SO4 di bawah tekanan
atmosfer mengandung konsentrasi besi tinggi (2925-11056 ppm) dan konsentrasi nikel
rendah (288-1100 ppm). Ion Fe2+ ini akan teradsorpsi bersama dengan ion nikel pada resin
penukar ion Lewatit Monoplus TP 207 XL selama rekoveri nikel dari larutan dan akan
terlarut kembali bersama ion nikel selama elusi. Oleh karena itu, besi harus dipisahkan
sebelum rekoveri nikel dan kobalt. Dalam penelitian ini, ion besi berusaha dipisahkan dari
larutan kaya setelah dioksidasi menggunakan beberapa metode oksidasi yang meliputi
aerasi, oksidasi menggunakan KMnO4 dan elektro-oksidasi. Ion Fe3+ yang dihasilkan
kemudian dihidrolisis dan dipresipitasi atau diadsorpsi oleh resin penukar ion.
Oksidasi Fe2+ dengan aerasi dari larutan kaya yang mengandung konsentrasi ion besi tinggi
memerlukan waktu lama karena driving force proses oksidasi dengan aerasi terbatas.
Sementara itu elektro-oksidasi merupakan metoda yang paling cepat karena metoda ini
dapat digunakan dengan driving force yang jauh lebih tinggi untuk mengoksidasi ion Fe2+
menjadi Fe3+ bila dibandingkan dengan metode lainnya.
Sejumlah nikel akan terpresipitasi selama presipitasi besi (III) hidroksida dan dapat
dilarutkan kembali misalnya dengan asam sulfat konsentrasi rendah. Hasil penelitian juga
mengungkapkan selektivitas resin penukar ion ini tidak memadai untuk pemisahan besi
dari nikel dan kobalt. Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ diikuti proses hidrolisis pada pH 4,5
menghasilkan persentase pemisahan besi yang tinggi mencapai 93,6 %. Penambahan
oksidator KMnO4 menekan kandungan nikel dalam presipitat besi hidroksida, namun sisa
KMnO4 dalam larutan juga akan mengurangi adsorptivitas penukar ion untuk rekoveri
nikel. Oleh karena itu, elektro-oksidasi dianggap sebagai metode yang paling sesuai untuk
pemisahan besi walaupun kopresipitasi nikel selama hidrolisis mencapai 33,5 %.