Di sektor perikanan budidaya, Indonesia merupakan produsen perikanan budidaya terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Indonesia juga mempunyai persentase wilayah perairan yang lebih besar, jika dibandingkan dengan Tiongkok sebagai produsen Akuakultur pertama di dunia. Untuk meningkatkan produktivitas di sektor perikanan, penggunaan teknologi tidak bisa lagi dihindari. Pemanfaatan teknologi pada sektor perikanan dan budidaya diyakini akan meningkatkan produktivitas dan memberikan berbagai manfaat.
Pemanfaatan teknologi merupakan sebuah tantangan bagi para pembudidaya ikan, dimana mereka perlu mengubah perilakunya dari cara yang konvensional ke arah yang lebih canggih. Untuk menghindari penolakan terhadap penggunaan teknologi, eFishery harus menemukan faktor untuk menghadapi para petani ikan yang menolak perubahan cara budidaya ikan konvensional. Sebagai pionir perusahaan teknologi untuk mendukung pembudidaya ikan, eFishery menghadapi kendala dalam hal penetrasi pasar dan pengenalan merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pemasaran yang efektif dengan mempertimbangkan perilaku petani ikan di Indonesia.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan survei pelanggan dan pengujian hipotesis. Survei dilakukan terhadap 200 responden, khususnya menyasar petani B2C (usaha non korporasi) di Jawa Barat (Bandung Raya, Cirebon, Subang, Cirata), Jawa Tengah (Cilacap, Purworejo) dan Jawa Timur (Banyuwangi). Data yang diolah melalui SEM-PLS menunjukkan bahwa word-of-mouth, event marketing, dan advertising berpengaruh positif terhadap brand awareness. Selain itu, atribut produk yang signifikan seperti fitur berguna yang mengatasi masalah mereka, Aplikasi yang ramah pengguna (UI UX), dan jaminan pengiriman SLA ditemukan mempengaruhi niat pembelian. Studi ini menyimpulkan bahwa kesadaran merek dan atribut produk merupakan bagian integral dalam membentuk niat pembelian.
Strategi pemasaran yang diuraikan dalam penelitian ini berdasarkan analisis eksternal meliputi Analisis PESTEL, Analisis Lima Kekuatan Porter, Analisis Pesaing, dan Analisis Pelanggan. Selain itu, analisis internal mencakup Analisis Bauran Pemasaran 7P, Analisis STP, Analisis VRIO, dan Analisis Rantai Nilai. Selanjutnya, Analisis SWOT, TOWS, dan QSPM yang dilakukan dalam penelitian ini mengungkap rekomendasi turunan. Hal ini termasuk kolaborasi dengan peternak lokal untuk Program Rujukan, Kemitraan dengan Penjual Pakan Konvensional, Menciptakan UVP yang kuat untuk eFisheryku, melakukan pemasaran acara yang kuat, dan juga menciptakan kampanye pemasaran digital yang berkelanjutan.