ABSTRAK Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Alfiyah Nur Asyifah
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pertumbuhan perkotaan dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
terjadinya peningkatan timbulan sampah di suatu wilayah. Tercatat bahwa kawasan
perkotaan di seluruh dunia menghasilkan rata-rata 2,01 miliar ton sampah padat
setiap tahunnya. Kondisi tersebut mendorong kebutuhan akan tempat pembuangan
dan pengolahan akhir sampah. Namun, seringkali keberadaan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) mendapat penolakan dari masyarakat sekitar karena dampak yang
ditimbulkan berpengaruh terhadap perubahan lingkungan dan sosial masyarakat.
Hal tersebut dikenal dengan istilah Not In My Backyard (NIMBY). Permasalahan
tersebut juga terjadi pada TPST Bantargebang. Operasional TPST Bantargebang
nyatanya menimbulkan dampak lingkungan dan sosial di masyarakat yang tinggal
di sekitar TPST. Dampak tersebut turut dirasakan oleh masyarakat Desa
Tamanrahayu yang lokasinya berbatasan langsung dengan TPST Bantargebang.
Untuk menangani dampak – dampak tersebut, diperlukan tindakan penanganan
yang sesuai dengan dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian mengenai penialian dampak sosial dan lingkungan akibat
operasional TPST Bantargebang bagi masyarakat Desa Tamanrahayu.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitataif dan analisis
matriks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif
yang ditimbulkan akibat operasional TPST Bantargebang. Dampak positif yang
dirasakan berupa peluang penciptaan lapangan kerja. Sedangkan, dampak negatif
yang dirasakan oleh masyarakat Desa Tamanrahayu berupa penurunan kualitas air,
udara, tanah, dan nilai estetika lingkungan, timbulnya konflik sosial, gangguan
kesehatan, gangguan kebisingan, dan gangguan lalu lintas. Penurunan kualitas air,
udara, dan gangguan kesehatan merupakan dampak yang signifikan dirasakan oleh
masyarakat Desa Tamanrahayu. Sedangkan dampak lainnya memiliki tingkat
signifikansi sedang. Dalam menangani dampak tersebut, terdapat beberapa upaya
mitigasi yang dapat dilakukan baik itu oleh Pemerintah Provinsi DK Jakarta,
Pemerintah Kabupaten Bekasi, dan masyarakat itu sendiri. Upaya yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DK Jakarta dapat berupa penyediaan fasilitasv
air bersih yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Desa Tamanrahayu,
pengendalian air lindi yang dihasilkan oleh sampah di TPST, penataan lokasi tempat
tinggal pemulung sekitar lokasi TPST, dan penyediaan buffer zone yang dapat
membatasi area TPST Bantargebang dengan permukiman warga. Upaya yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat berupa koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi DK Jakarta terkait penanganan kesehatan dan operasional
kendaraan pengangkut sampah. Sedangkan, dalam lingkup masyarakat juga dapat
dilakukan upaya sederhana untuk meminimalisir paparan dampak seperti
penggunaan filter pada kran air sumur guna menyaring kandungan endapan pada
air dan penanaman tanaman hias di sekitar rumah guna meningkatkan keindahan
lingkungan. Upaya – upaya tersebut harus dilakukan secara konsiten dan
menyeluruh guna meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat Desa
Tamanrahayu.