digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - VITA RAHMATIKA BANUWA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tambang Batu Hijau menerapkan sistem penambangan terbuka dan saat ini memasuki penambangan fase 8. Penambangan fase 8 membuat penggalian semakin dalam sehingga membutuhkan analisis geologi teknik untuk menjamin kestabilan lereng. Lokasi penelitian berada pada area Domain 7 Tambang Batu Hijau. Penelitian ini menggunakan metode klasifikasi massa batuan, metode kinematik, serta metode kesetimbangan batas. Data yang digunakan adalah data primer berupa survei diskontinuitas serta data sekunder seperti piezometer, model rock mass rating (RMR) bawah permukaan, dan parameter keteknikan batuan. Pengambilan data diskontinuitas dilakukan dengan window mapping pada 30 titik di area Domain 7 yang termasuk ke dalam satuan Breksi Litik Vulkanik. Nilai RMR pada ke-30 titik tersebut bervariasi dari kelas II (massa batuan baik) hingga kelas IV (massa batuan buruk) dengan nilai 30-70. Analisis kinematik pada lima penampang (A, B, C, D, dan E) menunjukkan potensi longsoran terbesar adalah longsoran baji, dengan persentase masing-masing 2,5%; 5,42%; 2,84%; 4,64%; dan 1,1%. Analisis kesetimbangan batas dilakukan pada lima penampang lereng yang sama, dengan variasi musim (hujan dan kemarau) serta beban gempa (skenario tanpa beban gempa dan penambahan beban gempa). Lereng yang dianalisis untuk setiap penampang adalah keseluruhan lereng yang sudah terbentuk pada Domain 7 fase 8 serta tiga inter-ramp. Hasil analisis kesetimbangan batas menunjukkan bahwa kelima lereng termasuk stabil karena memenuhi nilai faktor keamanan minimum dan probabilitas keruntuhan maksimum yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018. Skenario dengan faktor keamanan terendah yaitu musim hujan dengan penambahan beban gempa dan skenario dengan faktor keamanan tertinggi adalah musim kemarau tanpa beban gempa.