Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT X sebagai BUMN yang menguasai lebih dari 99% pangsa pasar BBM nasional
mengelola BBM di Provinsi Bangka Belitung melalui jobber Y. Terdapat berbagai
kendala yang dialami jobber Y, seperti kedalaman perairan yang rendah, kapasitas
penyimpanan yang terbatas, dan sarana dan fasilitas yang sudah tua dan tidak layak.
Selain itu, jobber Y berada di Kabupaten Belitung yang secara geografis posisinya
strategis dalam rantai pasok BBM PT X, khususnya di daerah MOR I, II, dan VI.
Opsi untuk melakukan pengembangan terminal di area jobber Y eksisting tidak
mungkin dilakukan karena keterbatasan luas area. Oleh karena itu, perlu dilakukan
relokasi jobber Y dan pembangunan TBBM hub baru di Belitung dengan
mempertimbangkan titik keseimbangan berupa throughput TBBM hub baru agar
penghematan yang diperoleh dari pengurangan biaya pola suplai mampu menutupi
biaya investasi pembangunan TBBM hub baru.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan memperoleh biaya rantai pasok
minimal, dibangun sebuah model optimisasi jaringan rantai pasok dengan
menggunakan metode pemrograman linier untuk menentukan volume tiap produk
yang dikirimkan dari tiap titik suplai ke depot hingga sampai ke konsumen akhir
beserta dengan alokasi penggunaan transportasinya. Hal ini akan berdampak pada
perubahan pola suplai dan berpengaruh pada kapasitas TBBM hub baru.
Berdasarkan solusi optimal model, pusat distribusi Tanjung Batu di Belitung akan
memperoleh suplai dari impor dan RU Plaju, serta melayani delapan end depot
(Pangkal Balam, Pulau Baai, Belinyu, Pangkalan Bun, Pontianak, Ketapang,
Siantan, dan Sanggau) dan 80 konsumen akhir. Total kapasitas pusat distribusi
Tanjung Batu adalah 112.197 kL. Perubahan pola suplai akibat pembangunan pusat
distribusi Tanjung Batu ini menghasilkan penghematan sebesar 1,26% dari total
biaya rantai pasok eksisting atau sebesar USD 3.991.808 per tahun.