Dalam penentuan premi, perusahaan asuransi umumnya menggunakan beberapa asumsi,
salah satunya adalah tingkat return yang akan didapatkan dari hasil investasi. Oleh sebab
itu, perusahaan asuransi harus membangun portofolio investasi yang setidaknya memenuhi
tingkat return yang digunakan pada asumsi dengan harapan risiko investasi yang
serendah mungkin. Investasi yang dilakukan, diharapkan efisien, sehingga memberikan
rasio ekses return terbesar per risiko investasi yang diambil. Untuk memenuhi asumsi
dan harapan tersebut, dapat digunakan safety first ratio yang berguna untuk mencegah
risiko portofolio yang memiliki tingkat return di bawah asumsi dan mengefisiensikan
alokasi investasi. Kegiatan investasi perusahaan asuransi di Indonesia diatur oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), sehingga dalam membangun portofolio investasi, perusahaan
asuransi harus mematuhi batasan yang ditetapkan oleh OJK serta kendala umum lainnya,
seperti kendala buy-in threshold dan round lot. Adanya kendala-kendala tersebut dan
variasi aset yang mungkin dimasukkan ke dalam portofolio menciptakan kompleksitas
dalam penentuan portofolio yang optimal. Permasalahan optimisasi portofolio yang
kompleks ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode metaheuristik. Salah
satu metode metaheuristik yang dapat digunakan adalah algoritma genetika. Penerapan
safety first ratio dengan algoritma genetika untuk tingkat return yang berbeda-beda,
menghasilkan efficient frontier yang serupa dengan hasil penerapan model Markowitz
pada masalah optimisasi portofolio yang sama. Hasil penelitian ini memberikan alokasi
aset yang optimal untuk industri asuransi di Indonesia yang memaksimumkan safety
first ratio untuk suatu tingkat return yang diinginkan.
Kata kunci: algoritma genetika, OJK, round lot, safety first