Penyimpanan karbon pada reservoir bawah permukaan dianggap sebagai salah satu
metode paling efektif untuk mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer
dengan tujuan mengurangi perubahan iklim global. Reservoir batupasir adalah
salah satu kandidat potensial sebagi reservoir penyimpanan karbon karena memiliki
porositas yang tinggi dan diisolasi oleh lapisan kedap air di bawah permukaan bumi.
Penelitian ini membahas tentang perubahan resistivitas pada batupasir sebagai
respon terhadap injeksi CO2 pada reservoir batupasir untuk penyimpanan karbon
bawah permukaan. Perubahan Resistivitas adalah parameter penting untuk
pemodelan dan pemantauan proses penyimpanan karbon di bawah permukaan.
Metode eksperimen ini melibatkan simulasi laboratorium yang mencakup injeksi
CO2 superkritis ke dalam batupasir dan pemantauan perubahan resistivitas dengan
metode geolistrik. CO2 diinjeksikan pada sampel core batupasir di dalam sebuah
tabung hassler dengan tekanan tinggi yang dipanaskan pada rentang suhu 28 hingga
36 derajat celcius. CO2 superkritis dipilih karena kemampuannya untuk meniru
kondisi penyimpanan bawah permukaan pada kedalaman lebih dari 800 meter.
Pengukuran resistivitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur geolistrik empat
elektroda. Hasil pengukuran menunjukan adanya peningkatan resistivitas batupasir
selama proses injeksi. Peningkatan resistivitas ini diindikasi oleh perubahan nilai
tegangan dan arus yang diukur pada sampel batuan, menunjukkan perubahan sifat
fisik batuan terkait dengan penyerapan CO2. Temuan ini memberikan wawasan
penting tentang interaksi antara CO2 superkritis dan batupasir, serta implikasinya
terhadap potensi penyimpanan CO2 jangka panjang dalam formasi batupasir.
Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman mendalam tentang dinamika
penyimpanan CO2 dalam batupasir, mendukung pengembangan teknologi Carbon
Capture Storage (CCS) yang lebih efektif dan aman.