digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Mahdy Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pasir besi merupakan salah satu sumber daya mineral yang melimpah di Indonesia. Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya Geologi tahun 2015, total cadangan bijih pasir besi di Indonesia sebesar 808 juta ton, dengan total sumber daya sebesar 4.459 juta ton. Dengan total sumber daya yang melimpah, pasir besi seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pembuatan baja, guna memenuhi kebutuhan baja nasional tahun 2020 yang diperkirakan mencapai 27 juta ton(IISIA, 2015). Namun, metode reduksi konsentrat pasir besi masih perlu dikembangkan lebih lanjut, termasuk metode isotermal-gradien temperatur. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi temperatur isotermal awal terhadap struktur mikro yang terbentuk, %metalisasi, %reduksi, dan persebaran unsur-unsur pada proses reduksi konsentrat pasir besi yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Mula-mula konsentrat pasir besi diaglomerasi menjadi briket kemudian dikeringkan dalam oven pada temperatur 130oC selama kurang lebih 24 jam. Proses reduksi dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama yaitu isotermal awal dengan variasi temperatur yaitu 700oC, 800oC, 900oC, 1000oC, 1100oC, 1200oC, 1300oC, dan 1380oC selama 40 menit. Kemudian temperatur dinaikkan menuju 1380oC selama 68 menit. Tahap terakhir yaitu isotermal pada temperatur 1380oC selama 22 menit. briket hasil reduksi kemudian dianalisis menggunakan mikroskop optik, software ImageJ, Scanning Electron Miscroscopy-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), X-ray mapping maupun perhitungan melalui rumus-rumus untuk mendapatkan hasil %metalisasi dan %reduksi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa %metalisasi dan %reduksi tertinggi berturut-turut sebesar 95,01% dan 96,26% dicapai pada briket hasil reduksi dengan temperatur isotermal awal 1100oC. Analisis X-ray mapping pada tiap variasi menunjukkan pemisahan antara logam besi dengan pengotornya, terutama titanium, yang baik. hasil persebaran unsur yang serupa pada tiap sampel mengindikasikan bahwa temperatur isotermal awal tidak mempengaruhi pemisahan logam besi dari pengotornya. Hasil analisis EDS menunjukkan bahwa fasa yang berwarna lebih terang dominan mengandung logam besi, sedangkan fasa yang lebih gelap dominan mengandung unsur-unsur seperti titanium, besi, alumunium, magnesium, silikon, dan oksigen. Analisis %fasa menggunakan software ImageJ menunjukkan pada variasi temperatur isotermal awal 700- 1100oC, fasa logam besi yang semakin banyak seiring meningkatnya temperatur. Pada variasi 1200-1380oC, fasa logam besi yang terbentuk semakin berkurang.