ABSTRAK Wahyu Dwi Sulakso
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Wahyu Dwi Sulakso
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Nikel merupakan unsur yang penting bagi kehidupan manusia dalam bidang
industri paduan logam, khususnya paduan logam baja tahan karat. Nikel
ditambahkan pada baja tahan karat untuk membuat baja tetap pada fasa austenit,
baja ini disebut baja tahan karat austenitik. Baja tahan karat austenitik memiliki
kandungan nikel paling sedikit yaitu 8%. Pengolahan bijih nikel laterit telah
banyak dilakukan penelitian untuk memperoleh kandungan nikel yang tinggi.
Namun, penelitian pengolahan nikel laterit menggunakan bahan imbuh CaSO4
masih minim dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat
menemukan metode pengolahan bijih nikel kadar rendah yang lebih efisien
dengan penambahan suatu bahan imbuh.
Pada penelitian ini, bijih nikel limonit dari Sulawesi Tenggara direduksi dengan
penambahan batubara dan bahan imbuh berupa CaSO4 dan CaO. Bijih nikel
limonit dilakukan karakterisasi awal dengan XRD, XRF, dan AAS. Batubara
dilakukan pengujian ultimat dan proksimat. Adapun variasi penambahan CaSO4
yaitu 2,5% ; 5% ; 7,5% ; 10%, sedangkan variasi penambahan CaO yaitu 2,5%
dan 5%. Proses reduksi berlangsung dengan metode isotermal-gradien temperatur
yang terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah penahanan pada 1000°C selama
30 menit, kemudian dilanjutkan dengan gradien menuju 1400°C dengan laju
6,67°C/menit, dan diakhiri dengan penahanan pada 1400°C selama 60 menit.
Produk akhir berupa logam feronikel yang dianilisis dengan AAS untuk
selanjutnya diolah menjadi data berupa persen perolehan dari nikel dan besi.
Kemudian analisis menggunakan SEM-EDS dilakukan untuk mengetahui kadar
dari nikel dan besi, serta untuk mempelajari perubahan hasil reduksi yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode isotermal-gradien
temperatur dengan penambahan bahan imbuh CaSO4 dan CaO terhadap briket
komposit nikel limonit menghasilkan logam feronikel di dalam maupun di
permukaan briket. Kemudian penambahan bahan imbuh CaSO4 dan CaO dapat
mempengaruhi perolehan serta kadar besi dan nikel. Persen perolehan nikel
tertinggi diperoleh pada penambahan 7,5% CaSO4 dan 2,5% CaO yaitu sebesar
46,26% dengan kadar nikel 2,02%, serta persen perolehan besi tertinggi diperoleh
pada penambahan 10% CaSO4 yaitu sebesar 73,34%.