Bangunan berperan 36% dari total konsumsi energi global dan 38%-50% dari
total emisi gas rumah kaca. Selain itu, bangunan juga berkontribusi dalam
konsumsi air serta menghasilkan sekitar 20% limbah air dan 45%-65% sampah
global. Kondisi tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan iklim,
kesehatan, kesejahteraan manusia, dan bencana alam. Penerapan Bangunan Hijau
dapat mengurangi total penggunaan energi 30-50%, emisi CO2 hingga 35%,
limbah 70%, dan penggunaan air 40%. Implementasi Bangunan Hijau di DKI
Jakarta masih rendah jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Asia. Banyak
negara telah menerapkan insentif Bangunan Hijau untuk mengatasi tantangan dan
mendorong implementasi Bangunan Hijau untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan di sektor konstruksi. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
hambatan dalam implementasi Bangunan Hijau dan prioritas bentuk insentif untuk
mendorong adopsi Bangunan Hijau di DKI Jakarta.
Studi ini menggunakan pendekatan mixed method yang menggabungkan metode
kuantitatif dengan Analisis Hirarki Proses (AHP) dan metode kualitatif melalui
wawancara. Analisis menunjukkan bahwa hambatan utama adopsi Bangunan
Hijau di DKI Jakarta adalah kurangnya bentuk insentif, regulasi yang memadai,
dan komitmen sektor swasta terhadap keberlanjutan. Berdasarkan hasil AHP,
kriteria insentif pajak memiliki bobot tertinggi secara keseluruhan menurut
pandangan pemerintah pusat, pihak swasta, dan akademisi, diikuti oleh kriteria
bonus kepadatan dan percepatan perizinan. Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta
dapat mempertimbangkan pemberian insentif pajak, bonus kepadatan dan
percepatan perizinan untuk mempercepat transformasi bangunan konvensional
menjadi Bangunan Hijau. Namun, pemberian insentif harus memperhitungkan
kemampuan dan otonomi daerah, serta merinci persyaratan, mekanisme, skema,
dan instrumen teknis yang menjadi dasar bagi pemberian insentif. Harapannya,
temuan ini dapat mendukung pembuat kebijakan dalam pengembangan kebijakan
insentif yang efektif untuk mendorong adopsi Bangunan Hijau di Jakarta.