digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketidakpastian ekonomi dunia dan pandemik COVID-19 telah mempengaruhi sistem keuangan global termasuk Indonesia. Riset ini berupaya mencari indikator terintegrasi (komposit) yang bermanfaat untuk menangkap kerentanan sistem keuangan. Keberadaan indeks kerentanan memungkinkan otoritas untuk memantau dan memitigasi risiko sistemik menggunakan metode principal component analysis. Indeks komposit dapat menjadi sistem peringatan dini untuk mendeteksi kemungkinan krisis keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa kerentanan sistem keuangan meningkat selama periode pandemik COVID-19 dan terus meningkat pada periode pasca pandemik. Sementara itu, hasil survei para pemangku kepentingan mempersepsikan kondisi sistem keuangan pasca pandemik (2023) dalam kondisi sehat dan lebih baik dibandingkan pada periode pandemik (2020-2022). Selanjutnya pemodelan evaluasi dampak pandemik COVID-19 dilakukan pada sistem keuangan domestik menggunakan metode Difference-In-Differences (DID). Studi kasus menjadi strategi penelitian khususnya untuk kinerja kredit perbankan regional dan nasional. Hasil analisis menunjukkan kinerja kredit secara total mengalami perlambatan selama masa pandemik. Demikian pula terjadi pada kredit modal kerja dan investasi secara nasional dan kredit konsumsi, investasi serta kredit UMKM secara regional Jawa. Hasil evaluasi dampak pada kredit sektor ekonomi utama (perdagangan, industri, pertanian, konstruksi) secara signifikan dipengaruhi pandemik di wilayah Jawa dan nasional, kecuali sektor perdagangan di tingkat nasional. Hal ini mengindikasikan kerentanan meningkat selama pandemik untuk kinerja kredit secara total dan beberapa jenis kredit serta kinerja kredit untuk mayoritas sektor ekonomi utama. Penelitian ini juga menganalisis profil risiko dan jaringan antar sektor institusi dalam sistem keuangan Indonesia menggunakan data Statistik Neraca Keuangan Nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem keuangan menjadi lebih rentan pada periode pandemik COVID-19 khususnya korporasi, perbankan, dan pemerintah. Namun, analisis jaringan memperlihatkan topologi jaringan antar sektor institusi dalam sistem keuangan relatif tidak berubah. Selanjutnya, analisis dampak dengan metode DID dilakukan untuk seluruh sektor institusi. Hasil analisis memperlihatkan nilai asset bersih semua institusi berubah selama pandemik kecuali korporasi dan sektor eksternal (ROW). Hal ini mengindikasikan mayoritas sektor institusi dalam sistem keuangan Indonesia relatif rentan terhadap dampak pandemik. Kemudian analisis dampak dilakukan pada sub-sektor industri dengan hasil yang beragam. Berikutnya, penelitian ini melihat keterkaitan ekonomi makro dan keuangan antar sektor institusi dalam sistem keuangan, yaitu sektor riil, fiskal, moneter dan eksternal. Hasil analisis keterkaitan menunjukkan pelemahan kinerja sektor riil selama periode pandemik sebagian dipengaruhi oleh kondisi sektor eksternal. Di sisi fiskal, pengeluaran pemerintah meningkat untuk membiayai kebutuhan penanganan COVID-19 dan jaring pengaman sosial dengan banyak menerbitkan surat utang negara. Di sisi moneter terjadi pertumbuhan uang yang meningkat dalam sistem keuangan. Upaya mengatasi kondisi ini antara lain dengan usulan sekumpulan tindakan untuk menyalurkan pembiayaan pada sektor yang masih berpotensi tumbuh dan dinilai aman dari pandemik, seperti sektor kesehatan dan sektor informasi & telekomunikasi. Kontribusi akademik riset ini adalah dalam membangun sebuah indeks komposit kerentanan sebagai suplemen untuk indeks stabilitas sistem keuangan dari bank sentral Republik Indonesia. Selain itu, riset telah diperkaya berbagai metode serta studi kasus untuk menganalisis kerentanan sistem keuangan di Indonesia. Selanjutnya pemangku kebijakan dapat memperoleh manfaat dari rekomendasi kebijakan seperti matrik pembiayaan kredit pada sektor-sektor ekonomi yang berpotensi tumbuh dan aman dari dampak negatif pandemik.