digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Stunting, sebuah masalah gizi yang masih merajalela di Indonesia, menimbulkan dampak serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dengan prevalensi yang tinggi, Indonesia menduduki peringkat ke-27 secara global. Stunting tidak hanya membatasi pertumbuhan fisik, tetapi juga menghambat perkembangan mental, intelektual, dan kognitif. Dampak jangka panjangnya yang merugikan, seperti meningkatnya risiko penyakit dan kematian, serta produktivitas ekonomi yang terganggu, menekankan pentingnya investasi dalam nutrisi yang optimal, terutama selama periode kritis 1000 hari pertama kehidupan anak. Pencegahan Stunting melalui asupan gizi yang memadai selama periode ini menjadi krusial untuk menjamin kesehatan dan kualitas hidup anak-anak Indonesia di masa dewasa dan mendukung pencapaian target pembangunan nasional serta internasional. Salah satu cara memantau asupan gizi anak dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran fisik seperti Berat Badan, Panjang Badan, Lingkar Lengan dan Lingkap Kepala. Oleh sebab itu penelitian ini berfokus pada pembuatan Antropometri yang terintegrasi dengan sistem agar dapat melakukan analisis tumbuh kembang anak dalam pencegahan Stunting. Selain pemerintah yang berupaya melakukan penurunan prevalensi Stunting, peneliti juga ikut berperan melalui penelitian Antropometri dan software analisis. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan, seperti pengembangan Infantometer dengan penggunaan sensor HCSR-04 dan Loadcell, pembuatan aplikasi berbasis web untuk memonitor pertumbuhan anak, serta pengembangan alat ukur tinggi badan dan stadiometer digital. Namun, dari kelima penelitian tersebut, yang membuat seluruh alat ukur untuk mengukur pertumbuhan fisik anak, yaitu Timbangan, Infantometer, dan Pita LiLa (Pita Lingkar Lengan dan Lingkar Kepala) yang membuatnya menjadi satu Kit dan mengintegrasikannya dengan Mobile Application, serta belum ada yang mengumpulkan data hasil pengukuran dari Antropometri Kit ke dalam satu database untuk kemudian dianalisis. Oleh karena itu, penelitian ini memperkenalkan sistem digitalisasi Antropometri Kit Digital yang terintegrasi dengan Mobile Application dan Dashboard Monitoring, yang menghasilkan kebaharuan dalam pendekatan pemantauan dan analisis tumbuh ii kembang anak dengan memberikan solusi lengkap dari pengukuran hingga analisis data dalam satu platform terpadu. Antropometri Kit Digital yang terintegrasi dengan aplikasi seluler dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pencatatan hasil pengukuran Antropometri anak. Dengan demikian proses pencatatan dapat dilakukan secara otomatis, mengurangi risiko kesalahan manusia dan mempercepat pengiriman data. Data langsung terkirim dari alat ukur ke Mobile Application, kemudian ke database, sehingga memastikan keakuratan dan ketersediaan data secara real-time. Antropometri Kit sudah mengikuti standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/51/2022, yaitu untuk Timbangan memiliki ketelitian 10 g atau 0,01 kg dan kapasitas maksimal 20 kg, bukan merupakan timbangan pegas atau baby scale manual. Infantometer memiliki ketelitian 0,1 cm, dan panjang maksimal 200 cm. Pita Lila dengan ketelitian minimal 0,1 cm dan panjang minimal 55 cm. Antropometri Kit Digital ini, mudah dimobilisasi untuk kunjungan rumah. Hasil monitoring ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik sesuai dengan Kartu Menuju Sehat (KMS), analisis tumbuh kembang anak dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri. Indeks pengukuran yang digunakan yaitu, Berat Badan berdasarkan Umur (BB/U) dan Panjang Badan atau Tinggi Badan berdasarkan Umur (PB/U atau TB/U) untuk anak usia 0 - 60 bulan. Kategori analisis berat badan meliputi sangat kurang (severely underweight) jika standar deviasinya di bawah -3, kurang (underweight) jika antara -3 sampai -2, normal jika antara -2 sampai +1, dan risiko lebih jika di atas +1. Untuk tinggi badan, kategori meliputi sangat pendek (severely stunted) jika standar deviasinya di bawah -3, pendek (stunted) jika antara -3 sampai -2, normal jika antara -2 sampai +3, dan tinggi jika di atas +3. Implementasi Antropometri yang terintegrasi dengan sistem pencatatan dan analisis tumbuh kembang anak di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasik dimulai dengan koordinasi dengan pemangku kebijakan seperti Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan. Langkah-langkah ini meliputi sosialisasi pencegahan Stunting kepada ibu di wilayah tersebut serta pengenalan penggunaan Antropometri Kit Digital. Pelaksanaannya melibatkan pengambilan data atau pengukuran oleh kader posyandu menggunakan Antropometri Digital.