Stunting, sebuah masalah gizi yang masih merajalela di Indonesia, menimbulkan
dampak serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dengan
prevalensi yang tinggi, Indonesia menduduki peringkat ke-27 secara global.
Stunting tidak hanya membatasi pertumbuhan fisik, tetapi juga menghambat
perkembangan mental, intelektual, dan kognitif. Dampak jangka panjangnya yang
merugikan, seperti meningkatnya risiko penyakit dan kematian, serta produktivitas
ekonomi yang terganggu, menekankan pentingnya investasi dalam nutrisi yang
optimal, terutama selama periode kritis 1000 hari pertama kehidupan anak.
Pencegahan Stunting melalui asupan gizi yang memadai selama periode ini menjadi
krusial untuk menjamin kesehatan dan kualitas hidup anak-anak Indonesia di masa
dewasa dan mendukung pencapaian target pembangunan nasional serta
internasional. Salah satu cara memantau asupan gizi anak dapat dilakukan dengan
melakukan pengukuran fisik seperti Berat Badan, Panjang Badan, Lingkar Lengan
dan Lingkap Kepala. Oleh sebab itu penelitian ini berfokus pada pembuatan
Antropometri yang terintegrasi dengan sistem agar dapat melakukan analisis
tumbuh kembang anak dalam pencegahan Stunting.
Selain pemerintah yang berupaya melakukan penurunan prevalensi Stunting,
peneliti juga ikut berperan melalui penelitian Antropometri dan software analisis.
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan, seperti pengembangan
Infantometer dengan penggunaan sensor HCSR-04 dan Loadcell, pembuatan
aplikasi berbasis web untuk memonitor pertumbuhan anak, serta pengembangan
alat ukur tinggi badan dan stadiometer digital. Namun, dari kelima penelitian
tersebut, yang membuat seluruh alat ukur untuk mengukur pertumbuhan fisik anak,
yaitu Timbangan, Infantometer, dan Pita LiLa (Pita Lingkar Lengan dan Lingkar
Kepala) yang membuatnya menjadi satu Kit dan mengintegrasikannya dengan
Mobile Application, serta belum ada yang mengumpulkan data hasil pengukuran
dari Antropometri Kit ke dalam satu database untuk kemudian dianalisis. Oleh
karena itu, penelitian ini memperkenalkan sistem digitalisasi Antropometri Kit
Digital yang terintegrasi dengan Mobile Application dan Dashboard Monitoring,
yang menghasilkan kebaharuan dalam pendekatan pemantauan dan analisis tumbuh
ii
kembang anak dengan memberikan solusi lengkap dari pengukuran hingga analisis
data dalam satu platform terpadu.
Antropometri Kit Digital yang terintegrasi dengan aplikasi seluler dapat
meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pencatatan hasil pengukuran
Antropometri anak. Dengan demikian proses pencatatan dapat dilakukan secara
otomatis, mengurangi risiko kesalahan manusia dan mempercepat pengiriman data.
Data langsung terkirim dari alat ukur ke Mobile Application, kemudian ke database,
sehingga memastikan keakuratan dan ketersediaan data secara real-time.
Antropometri Kit sudah mengikuti standar yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/51/2022, yaitu
untuk Timbangan memiliki ketelitian 10 g atau 0,01 kg dan kapasitas maksimal 20
kg, bukan merupakan timbangan pegas atau baby scale manual. Infantometer
memiliki ketelitian 0,1 cm, dan panjang maksimal 200 cm. Pita Lila dengan
ketelitian minimal 0,1 cm dan panjang minimal 55 cm. Antropometri Kit Digital
ini, mudah dimobilisasi untuk kunjungan rumah.
Hasil monitoring ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik sesuai dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS), analisis tumbuh kembang anak dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Standar Antropometri. Indeks pengukuran yang digunakan yaitu, Berat Badan
berdasarkan Umur (BB/U) dan Panjang Badan atau Tinggi Badan berdasarkan
Umur (PB/U atau TB/U) untuk anak usia 0 - 60 bulan. Kategori analisis berat badan
meliputi sangat kurang (severely underweight) jika standar deviasinya di bawah -3,
kurang (underweight) jika antara -3 sampai -2, normal jika antara -2 sampai +1, dan
risiko lebih jika di atas +1. Untuk tinggi badan, kategori meliputi sangat pendek
(severely stunted) jika standar deviasinya di bawah -3, pendek (stunted) jika antara
-3 sampai -2, normal jika antara -2 sampai +3, dan tinggi jika di atas +3.
Implementasi Antropometri yang terintegrasi dengan sistem pencatatan dan analisis
tumbuh kembang anak di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang dan
Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasik dimulai dengan koordinasi dengan
pemangku kebijakan seperti Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan.
Langkah-langkah ini meliputi sosialisasi pencegahan Stunting kepada ibu di
wilayah tersebut serta pengenalan penggunaan Antropometri Kit Digital.
Pelaksanaannya melibatkan pengambilan data atau pengukuran oleh kader
posyandu menggunakan Antropometri Digital.