Penelitian ini dilatarbelakangi dengan tingginya produktifitas padi di Kabupaten
Lampung Timur khususnya di Kecamatan Jabung yaitu Desa Asahan dan Desa
Mekarjaya, namun potensi tersebut juga diimbangi dengan tingginya risiko banjir
pertanian yang sering melanda kedua desa tersebut. Kesiapsiagaan petani dalam
menghadapi banjir di lahan pertanian dianggap sebagai sebuah hal yang penting,
hal ini guna mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat adanya banjir di lahan
pertanian, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kesiapsiagaan petani dalam menghadapi banjir di lahan pertanian. Kesiapsiagaan
dilihat dari bagaimana risiko banjir lahan pertanian yang terdapat di wilayah studi
lalu mengaitkannya dengan bagaimana mekanisme respon petani ketika sebelum,
saat, dan setelah terjadi banjir terhadap fase penanaman padi. Penelitian
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif ini menunjukkan bahwa bahaya
banjir lahan pertanian di wilayah studi berada pada kelas sedang dan tinggi pada
kedua desa wilayah studi, tingkat kerentanan petani dan lahan pertanian yang
teridentifikasi pada kedua desa di wilayah studi adalah tinggi, begitupun dengan
tingkat kapasitas petani yang tinggi pada kedua desa di wilayah studi. Tingkat risiko
yang teridentifikasi pada wilayah studi berada pada kelas rendah hingga sedang.
Mekanisme respon yang terbentuk terhadap banjir lahan pertanian teridentifikasi
baik pada fase tanam dan pasca-tanam, sedangkan mekanisme respon rendah
teridentifikasi pada fase pra-tanam. Hasil studi menunjukkan kesiapsiagaan pada
fase pra-tanam dinilai kurang, sedangkan kesiapsiagaan pada fase tanam dan pratanam dinilai baik, hal ini berkaitan dengan mekanisme respon yang terbentuk pada
kelompok tani.