digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Adissty Putri Sulistiyanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kota ramah anak merupakan konsep kota yang menekankan pada pentingnya hak anak dan perlindungan terhadap anak melalui berbagai aspek salah satunya adalah pendidikan. Akses terhadap pendidikan merupakan salah satu hal utama dalam menciptakan kota ramah anak. Dalam penerapannya di Indonesia, sebagai usaha untuk mewujudkan kota yang ramah anak dibuatlah suatu kebijakan yang mengatur sekolah-sekolah yang ada di Indonesia melalui kebijakan sekolah ramah anak. Akan tetapi, terdapat suatu hal yang luput dari perhatian dalam penciptaan kota yang ramah anak. Salah satunya adalah menciptakan kawasan sekitar sekolah dasar yang juga ramah anak. Secara keseluruhan kota memanglah harus bersifat ramah anak tetapi pada kawasan sekitar sekolah dasar perlu menjadi perhatian khusus mengingat kawasan sekitar sekolah dasar menjadi kawasan yang diketahui banyak terdapat anak-anak khususnya anak sekolah dasar beraktivitas. Anak-anak pada usia sekolah dasar dinilai sebagai kelompok yang rentan ketika berada di jalan. Anak-anak dinilai memiliki pengetahuan yang minim akan bahaya di jalan sejalan dengan semakin mudanya usia anak tersebut. Dengan begitu diperlukan adanya panduan perancangan kawasan sekitar sekolah dasar khususnya di Kota Bandung sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi seperti kota-kota besar lainnya untuk mendukung perkembangan konsep kota ramah anak melalui studi kasus SDN 021 Ciporeat, SDN 001 Merdeka, dan SDN 200 Leuwipanjang sebagai objek penelitian yang mewakili tipologi sekolah yang berada di jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal mengingat setiap fungsi jalan memiliki karakteristiknya masing-masing seperti volume, kecepatan, dan besar jalan tersebut. Dalam merumuskan panduan dilakukan tinjauan literatur yang bertujuan untuk membentuk kriteria dan prinsip normatif serta kemudian dilakukan survey lapangan dengan melakukan observasi, kuesioner, dan wawancara. Hasil observasi tersebut kemudian disandingkan sebagai fakta dengan prinsip dan kriteria tersebut yang mana jika terdapat kesenjangan antara fakta dengan prinsip normatif yang disusun teridentifikasi menjadi suatu persoalan. Kemudian kuesioner dan wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui persepsi dan vpreferensi pengguna yang kemudian diidentifikasi urutan prioritas kriteria, komponen, dan persoalan apa saja yang terdapat pada komponen-komponen tersebut. Setelah melakukan identifikasi persoalan berdasarkan observasi dan persepsi serta preferensi pengguna dirumuskan aspek dan komponen apa saja yang perlu untuk di atur dalam perumusan panduan kawasan sekitar sekolah dasar. Setelah mengetahui aspek dan komponen apa saja yang perlu diatur dalam merumuskan panduan perancangan kawasan sekitar sekolah dasar. Dirumuskan prinsip untuk panduan perancangan kawasan sekitar sekolah dasar. Setelah prinsip dibuat kemudian dirumuskan panduan perancangan kawasan sekitar sekolah dasar pada masing-masing sekolah yakni SDN 021 Ciporeat, SDN 001 Merdeka, dan SDN 200 Leuwipanjang. Panduan setiap sekolah dibuat secara spesifik menyesuaikan karakteristik masing-masing sekolah dan tetap mengutamakan prinsip-prinsip yang sebelumnya di susun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan jika masing-masing sekolah memiliki karakteristiknya masing-masing mengingat sekolah tersebut berada di tipologi jalan yang berbeda berdasarkan fungsinya. Terdapat perbedaan panduan yang signifikan pada bagian ruang pejalan kaki dan ruang untuk kendaraan bermotor mengingat terdapat perbedaan luasan dan karakter kendaraan yang melewati setiap jalan dengan tipologi yang berbeda tersebut. Studi ini dapat lebih sempurna dengan dilakukan studi lanjutan terkait dengan penyelesaian persoalan yang kurang bisa diintervensi melalui desain sehingga dapat dilakukan kajian lebih lanjut untuk menyelesaikan persoalan yang tidak terselesaikan melalui perancangan kawasan.