ABSTRAK William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN William Wijaya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pemanasan global adalah salah satu penyebab atas peningkatan suhu permukaan
bumi dan perubahan iklim yang tidak menentu. Ekosistem pesisir seperti pohon
mangrove dan padang lamun memiliki kemampuan untuk menyerap karbon yang
terkandung pada atmosfer. Kepulauan Seribu yang terdiri dari banyak area
pesisir memiliki potensi yang besar menjadi kawasan perdagangan karbon,
wisata edukasi, dan pelestarian lingkungan. Pulau Pramuka yang merupakan
salah satu pulau bagian dari Kepulauan Seribu diarahkan sebagai pusat
pelayanan pemerintah kabupaten administrasi, pariwisata, dan permukiman
berdasarkan RTRW Provinsi DKI Jakarta Tahun 2030. Pulau Pramuka
mengalami perkembangan dan pembangunan sejak ditetapkannya sebagai
wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang terlihat dari
bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah wisatawan. Perkembangan Pulau
Pramuka tidak disertai dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan,
pengelolaan kawasan wisata, dan penataan ruang yang baik menyebabkan
penurunan kualitas ekosistem perairan, alih fungsi lahan yang tidak tepat, dan
permasalahan lainnya. Untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada
Pulau Pramuka khususnya Kawasan Konservasi Mangrove Pulau Pramuka
sebagai area yang potensial, maka perlu adanya perencanaan, perancangan,
serta kesiapan yang baik. Pendekatan perancangan dengan prinsip ekowisata
menjadi salah satu metode untuk meningkatkan vitalitas kawasan dengan
mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif potensi, masalah perancangan
tapak, dan pemenuhan prinsip ekowisata pada tapak, serta analisis internal dan
eksternal tapak. Analisis yang dilakukan berdasarkan pada data primer seperti
wawancara dan observasi serta data sekunder seperti dokumen perancangan,
dokumen kebijakan, dsb yang kemudian diolah dengan metode perancangan
fragmental. Hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa belum adanya pemanfaatan ruang yang maksimal, pengelolaan yang baik,
serta banyak fasilitas wisata yang tidak terpelihara dan rusak. Untuk itu, pada
penelitian ini akan diberikan beberapa panduan, rekomendasi, desain, dan konsep
perancangan untuk membantu pengelola kawasan, pemerintah daerah,
stakeholder, perencana dan masyarakat setempat sebagai bahan pertimbangan
perancangan Kawasan Konservasi Mangrove Pulau Pramuka untuk
meningkatkan fungsi kawasan dan keberlanjutan lingkungan.