ABSTRAK Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Sonia Bunga April Ria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pariwisata merupakan hak bagi setiap individu, termasuk individu penyandang
disabilitas. Namun nyatanya, hingga kini, masih terdapat banyak hambatan bagi
penyandang disabilitas untuk dapat menikmati dan menerima manfaat yang
maksimal dari adanya pariwisata. Meski perencanaan pembangunan saat ini sudah
mengarah kepada perencanaan pembangunan yang ramah terhadap disabilitas,
masih terdapat banyak kendala yang ditemui di lapangan yang menghambat adanya
pembangunan ramah disabilitas tersebut.
Sebagai negara yang dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi
yang besar dalam mengembangkan pariwisata pulau untuk dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Namun, potensi
tersebut masih terhambat oleh beberapa hal. Pertama, masih kurangnya penelitian
terkait kekhususan kawasan pariwisata di pulau kecil yang sebetulnya memiliki
berbagai keunikan secara geografis. Permasalahan lainnya adalah, hingga saat ini,
Indonesia belum memiliki pedoman khusus yang mengatur tentang pengembangan
kawasan pariwisata di pulau kecil yang ramah untuk disabilitas. Ketiadaan
pedoman ini mengakibatkan tidak adanya acuan yang dapat digunakan oleh pihakpihak terkait untuk mengembangkan kawasan pariwisata pulau yang ramah untuk
penyandang disabilitas sehingga akhirnya pembangunan yang direncanakan untuk
menjadi inklusif itu tidak terlaksana.
Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dilakukan kajian terkait penyusunan
rekomendasi pedoman pengembangan kawasan pariwisata di pulau kecil yang
ramah terhadap penyandang disabilitas. Kajian ini dilakukan melalui sintesis dari
berbagai tinjauan pustaka, baik yang bersumber dari standar nasional maupun
internasional. Dari analisis tersebut, didapatkan bahwa pariwisata di pulau kecil
memang merupakan sebuah hal kompleks yang membutuhkan banyak
pertimbangan terkait pembangunan fasilitas, karena harus mempertimbangkan
keamanan apalagi bila dibandingkan dengan pariwisata buatan.
Penelitian dilanjutkan dengan menilai salah satu pulau kecil di Indonesia, Pulau
Pramuka di Kabupaten Kepulauan Seribu, sebagai salah satu studi kasus kondisi6
pariwisata pulau di Indonesia. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data
primer berupa hasil observasi dan wawancara yang dilakukan untuk meninjau
kondisi eksisting Pulau Pramuka dan menyandingkannya dengan rekomendasi
pedoman pengembangan kawasan yang sebelumnya dilakukan. Dari analisis ini
ditemukan bahwa Pulau Pramuka masih belum mampu memberikan fasilitas yang
cukup bagi para penyandang disabilitas untuk membuat mereka merasa aman dan
nyaman dalam berwisata di Pulau Pramuka.
Analisis kemudian dilanjutkan dengan menganalisis pandangan, upaya, dan
kendala dari berbagai pemangku kepentingan terhadap pengembangan kawasan
pariwisata yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Analisis ini dibuat dengan
melakukan sintesis hasil wawancara yang dilakukan kepada pemerintah daerah dan
penyandang disabilitas. Dari hasil analisis ditemukan bahwa pembangunan di Pulau
Pramuka masih belum cukup inklusif untuk penyandang disabilitas. Masih banyak
terdapat pembangunan dan pengembangan fasilitas yang sebetulnya belum cukup
sesuai dengan kebutuhan disabilitas, selain itu banyak pula fasilitas-fasilitas penting
yang belum terbangun sehingga masih banyak hal yang belum bisa diakses oleh
penyandang disabilitas. Hal ini meningkatkan urgensi bagi para pengembang
kebijakan untuk membuat pedoman yang mampu diaplikasikan oleh pemerintah
daerah. Tak hanya itu, perbedaan pemahaman terkait kebutuhan disabilitas antara
para pemangku kebijakan dengan penyandang disabilitas juga menghambat adanya
pengembangan kawasan yang inklusif. Karena itu, pembangunan yang ada tidak
dilakukan secara utuh dan terasa dibangun sebagai formalitas, bukan untuk fungsi
sesungguhnya yaitu untuk inklusivitas bagi setiap wisatawan yang datang.
Maka dari itu, adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam
memberikan gambaran kondisi kawasan pariwisata pulau kecil saat ini dan mampu
mendorong adanya pengembangan kawasan pariwisata di pulau kecil yang lebih
inklusif, terutama untuk penyandang disabilitas.