Celah bibir dan/atau celah langit-langit mulut merupakan salah satu cacat bawaan
lahir yang paling umum, termasuk di Indonesia. Penyebab kejadian ini beragam,
meliputi faktor genetik dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan faktor lingkungan dengan risiko kejadian celah bibir
dan/atau celah langit-langit di Kota Bandung serta mempelajari kualitas sumbersumber air bersih yang digunakan di rumah kelompok kasus di Kota Bandung.
Metode studi kasus-kontrol menggunakan wawancara terstruktur dengan kuesioner
dengan ukuran kelompok kasus 36 sampel dan kelompok kontrol 42 sampel. Uji
Chi-square yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang
berhubungan signifikan dengan risiko kejadian celah bibir dan/atau celah langitlangit mulut mencakup kebiasaan ayah merokok aktif (p-value = 0,028, OR 3,444,
95% CI 1,106 – 10,727), rumah menggunakan atap asbes (p-value = 0,015, OR 3,4,
95% CI 1,235 – 9,359), pemilihan jenis sumber air untuk minum (p-value = 0,011),
dan konsumsi selain air kemasan untuk minum (p-value = 0,00317, OR 4,8, 95%
CI 1,6205 – 14,218). Metode studi deskriptif dilakukan untuk menganalisis kondisi
sumber air bersih 31 rumah responden kelompok kasus. Secara umum, sebanyak
44,8% dari 58 sampel air dan 71% dari 31 rumah responden memiliki sumber air
yang tidak memenuhi baku mutu konsentrasi logam berat (As, Cr, Hg, Mn, Ni, dan Pb)