Kota Palembang merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera dengan jumlah
penduduk sebesar 1,7 juta jiwa berdasarkan data sensus penduduk tahun 2022.
Kota Palembang dikenal sebagai kota air yang sebagian besar daerahnya berupa
rawa dan sungai. Sehingga Kota Palembang termasuk kota rawan banjir yang
disebabkan alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Tanpa sistem pengendalian
drainase yang tepat maka beberapa Kawasan mengalami genangan yang
disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi.
Pada studi ini disusun untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Kota
Palembang khususnya di Jalan Residen Abdul Rozak yang merupakan salah satu
akses utama masyarakat dan akses utama PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI).
Penyebab terjadinya banjir di Kawasan ini yaitu dikarenakan kapasitas drainase
yang tidak mampu menampung dan mengalirkan saat terjadinya hujan. Banjir
dapat menyebabkan dampak dalam aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.
Pendekatan pada penelitian ini yaitu strategi pengendalian banjir dengan sistem
drainase yang terpadu (ecodrain) atau lebih dikenal dengan sistem TRAP yaitu
Tampung, Resapkan, Alirkan dan Pelihara. Pada prinsipnya adalah pemulihan dan
peningkatan aliran pada saluran drainase perkotaan dari pencemaran yang
diakibatkan oleh sampah atau air limbah. Dalam mengatasi masalah banjir maka
dapat menggunkan metode struktur dan non-struktur. Pada metode struktur berupa
penyesuaian kapasitas dan pemeliharaan drainase, sumur resapan (vertical drain),
kolam penampungan (retensi) dan infrastuktur persampahan. Metode non-struktur
dengan melibatkan masyarakat untuk berpatisipasi dalam memeliharan
lingkungan serta peran pemerintah dalam menetapkan arahan kebijakan.