digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Akbari Roid Hidayatulloh
PUBLIC Irwan Sofiyan

Gempa bumi merupakan peristiwa bergeraknya tanah akibat pelepasan energi dari dalam permukaan bumi. Indonesia adalah salah satu negara rawan gempa bumi karena wilayahnya terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dan sesar yang masih aktif. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendeteksian gempa bumi yang akurat. Pada dasarnya, gempa bumi dapat dideteksi dengan seismometer dan akselerometer. Seismometer dan akselerometer memiliki keterbatasan saat gempa bumi besar. Teknologi GPS dapat dijadikan alternatif dalam pendeteksian gempa bumi. Pada tahun 2022, terjadi peristiwa gempa bumi Cianjur yang menyebabkan kerusakan parah. Kerusakan parah tersebut disebabkan oleh gelombang permukaan yang terjadi. Penelitian ini mencoba untuk mengamati gelombang permukaan akibat gempa bumi Cianjur tersebut untuk melihat seberapa pengaruhnya terhadap kerusakan yang terjadi. Data 1-Hz GPS digunakan untuk dapat melihat penuh setiap kejadian gempa bumi. Pengamatan dilakukan pada 21 stasiun InaCORS (Indonesia Continuously Operating Reference System) sekitar titik episenter gempa bumi Cianjur dengan metode pengamatan Precise Point Positioning (PPP). Hasil diperoleh terdapat gelombang permukaan yang muncul di dua stasiun terdekat, yaitu stasiun CJUR dan CLDO dengan jarak masing-masing sekitar 10 km dan 25 km. Gelombang permukaan muncul pada detik ke-20 pada stasiun CJUR dengan displacement 10 cm ke arah East, 7 cm ke arah North, dan 2 cm ke arah Up dan ke-30 pada stasiun CLDO dengan displacement 2 cm ke arah East, 3 cm ke arah North, dan 1 cm ke arah Up setelah kejadian gempa bumi. Hal tersebut berarti perambatan gelombang permukaan terjadi dari jarak terdekat hingga terjauh dari titik episenter gempa bumi dan semakin jauh jarak ke titik episenter membuat displacement menurun. Sementara itu, 19 stasiun InaCORS lainnya tidak dapat menangkap gelombang permukaan karena jarak yang jauh dengan titik episenter. Kerusakan parah yang terjadi diketahui terdapat faktor lain yang menjadi penyebabnya, seperti kondisi tanah, topografi, dan struktur bangunan.