digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kresna Wahyu Pratama
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring berkembangnya peradaban manusia, semakin bertumbuh juga kebutuhan energinya. Salah satu yang menjadi kebutuhan dasar manusia ialah energi listrik. Pemanfaatannya sangat krusial sebagai sumber energi penggerak alat elektronik yang membantu kehidupan manusia. Secara sederhana, energi listrik perlu dibangkitkan melalui metode konversi energi. Peran pembangkitan energi listrik banyak diisi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Secara singkat, PLTU adalah pembangkit energi listrik yang memanfaatkan energi kinetik dari munculnya uap. Pada penelitian ini ditinjau PLTU unit 1 Cirebon yang berkapasitas 660 MW. PLTU ini dibangun sebagai pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara. Peran pembangkitan energi listrik dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah Jawa Barat. Oleh karena itu, kinerja PLTU tiap unit menjadi sangat kritis dan perlu diperhatikan. Performa yang baik sangat terdampak oleh kondisi pada komponen-komponen kirits didalamnya, tidak terkecuali mesin boiler. Mesin boiler diharapkan memiliki reliabilitas yang baik untuk menjaga produktivitas unit. Dalam menjaga performa sebuah sistem, faktor maintenance merupakan hal yang penting. Faktor maintenance menjadi penting pada kasus ini untuk menjaga usia pakai alat, optimisasi performansi, dan mencegah adanya kegagalan. Salah satu cara dalam mewujudkan hal tersebut ialah melakukan preventive maintenance yang terukur dan berkala. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sistem PLTU Unit 1 Cirebon masih banyak melakukan strategi corrective maintenance. Akibatnya, terjadi perbaikan tidak terukur dan waktu perbaikan yang lama. Hal ini coba diselesaikan dengan menganalisa tingkat keandalan pada komponen mesin. Melalui pendekatan tersebut dihasilkan komponen kritis , ID Fan, yang diteliti terkait interval optimal dalam perlakuan preventive maintenance. Terdapat 2 jenis perbaikan, yaitu perbaikan ringan dan penggantian komponen. Interval pemeliharaan ringan adalah 43 jam dengan eskpektasi perlakuan selama 5 jam. Sedangkan, interval penggantian komponen adalah 1422 jam dengan ekspektasi perbaikan 212 jam. Melalui pengukuran, kondisi usulan dapat mengurangi nilai availability loss sebesar 37147,44 MWH per tahun bila dibandingkan dengan kondisi awal.