2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Cover.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Bab 1.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Bab 3.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Bab 4.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Pustaka.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP Dini Aprilia Norvyani 1-Lampiran.pdf
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Daya dukung lingkungan hidup (DDLH) merupakan salah satu indikator penting bagi
pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan
mengukur kelayakan setiap program pembangunan agar berkelanjutan. Berdasarkan
kebutuhan atas pola keruangan DDLH yang representatif di tingkat kabupaten/kota,
pada penelitian ini, dilakukan pemodelan spasial melalui pendekatan kuantitatif
dengan tujuan mengetahui status ambang batas DDLH wilayah kabupaten/kota dan
pola sebaran DDLH dalam bentuk peta, dengan wilayah administratif kabupaten/kota
di Cekungan Bandung sebagai wilayah studi. Pada penelitian ini, penetapan status
DDLH menerapkan sistem tertutup, yaitu hanya didasarkan pada potensi sumber daya
yang ada di wilayah tersebut tanpa memperhatikan adanya aliran materi yang masuk
atau keluar. Jasa ekosistem pangan dan air digunakan sebagai pendekatan kuantitatif
untuk menentukan DDLH. Tahapan yang dilakukan meliputi pendistribusian
penduduk; perhitungan dan pendistribusian selisih ketersediaan energi bahan pangan
maupun selisih ketersediaan air; dan penentuan status DDLH berdasarkan ambang
batas. Pendistribusian dilakukan ke dalam sistem grid skala ragam 5? × 5? untuk
mengakomodasi beragamnya jenis dan resolusi data yang digunakan dalam penelitian.
Pada akhirnya, diperoleh hasil bahwa berdasarkan jasa ekosistem pangan, Kabupaten
Sumedang memiliki persentase luas wilayah yang masih mampu mendukung
kehidupan penduduknya, yaitu sebesar 89,63%; Kabupaten Bandung sebesar 65,96 %;
Kabupaten Bandung Barat sebesar 59,54%; Kota Cimahi sebesar 4,71%; dan Kota
Bandung sebesar 0,18%. Sementara berdasarkan jasa ekosistem air, Kabupaten
Sumedang memiliki persentase luas yang masih mampu mendukung sebesar 53,34%;
Kabupaten Bandung sebesar 49,06%; Kabupaten Bandung Barat sebesar 41,39%;
Kota Cimahi sebesar 4,71%; dan Kota Bandung sebesar 0,18%.