digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi nasional memang selalu menarik untuk diikuti. Berdasarkan penelitian dan kajian selama ini, perkembangan TIK berkaitan erat dengan tingkat ekonomi dan produktivitas nasional. Hal ini pula yang mendasari pemerintah Indonesia secara giat meningkatkan pembangunan infrastruktur TIK di daerah 3T. BAKTI ditunjuk sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membangun dan mengoperasikan infrastruktur TIK di daerah 3T. Namun, BAKTI sendiri selama ini mengalami berbagai kesulitan dalam membangun infrastruktur TIK di 3T. Kurang sesuainya kompetensi inti, tingginya kebutuhan dana pembangunan, terbatasnya kualitas layanan internet yang dapat disediakan, dan kurang jelasnya penyusunan strategi dan skenario masuk dan keluar menyebabkan seringkali program-program BAKTI tidak mencapai target awal dan memenuhi intensi awal pembangunan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan pemodelan pembangunan yang baru untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus selaras dengan standar global penyediaan akses internet di 3T. Analisis situasi kemudian dilakukan dengan menggunakan model Five Forces Porter dan Analisis SWOT. Hasil dari analisis tersebut kemudian digunakan untuk menyusun matriks TOWS sehingga dapat disusun strategi yang relevan dengan analisis situasi yang ada. Hasil strategi tersebut menitikberatkan pada penggunaan teknologi baru yang menekankan efisiensi biaya, kerja sama dengan pihak swasta, penekanan strategi keluar yang jelas, dan optimasi penggunaan infrastruktur eksisting. Penggunaan Fixed Wireless Access (FWA) dipilih pada model studi ini. Analisis perbandingan kemudian dilakukan dengan mengestimasi efektivitas dan efisiensi biaya dari model baru yang dikembangkan dan model eksisting. Untuk menjawab tantangan awal, dilakukan pula analisis QSPM dengan memasukkan seluruh faktor pertimbangan, termasuk efektivitas dan efisiensi biaya. Model baru memberikan nilai yang lebih tinggi dibanding model eksisting dengan nilai 4,65 berbanding 3,4.