digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam lanskap industri televisi Indonesia yang dinamis, lonjakan layanan Over-The-Top (OTT) menjadi tantangan signifikan bagi operator TV berlangganan tradisional seperti Transvision. Persaingan sengit dari pemain OTT baru yang muncul di Indonesia menuntut strategi inovatif untuk mengamankan akuisisi pelanggan. Meskipun Indonesia menjadi salah satu pasar TV berlangganan dengan pertumbuhan tercepat, dengan perkiraan CAGR sebesar 5% dan proyeksi pendapatan sebesar $633 juta pada tahun 2025, tantangan tetap ada. Akses internet yang terbatas, kecepatan internet yang lebih rendah, dan daya tarik TV berlangganan tradisional dengan siaran berkualitas dan saluran gratis yang mudah diakses berkontribusi pada popularitasnya yang berkelanjutan. Perbedaan demografis antara pengguna OTT dan TV berlangganan menyoroti perlunya pendekatan pemasaran yang disesuaikan. Memeriksa detailnya, Transvision, layanan TV berlangganan melalui perangkat Android TV box, Xstream, menghadapi kendala dalam hal penetrasi pasar dan pengakuan merek. Studi ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pemasaran yang efektif sambil mempertimbangkan dinamika kompleks lanskap televisi yang berkembang di Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif, melibatkan survei pelanggan dan pengujian hipotesis. Survei disampaikan kepada 221 responden, khususnya menargetkan pengguna kotak TV Android yang tinggal di wilayah Jabodetabek. Data, yang diproses melalui SEM-PLS, mengungkapkan bahwa pemasaran media sosial dan rekomendasi elektronik secara positif mempengaruhi kesadaran merek. Selain itu, atribut produk yang signifikan seperti variasi konten, fitur tambahan, harga paket langganan, dan opsi metode pembayaran ditemukan memengaruhi niat pembelian. Studi ini menyimpulkan bahwa baik kesadaran merek maupun atribut produk adalah integral dalam membentuk niat pembelian. Strategi pemasaran yang diuraikan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis eksternal, mencakup Analisis PESTEL, Analisis Lima Kekuatan Porter, Analisis Kompetitor, dan Analisis Pelanggan. Selain itu, analisis internal melibatkan Analisis Marketing Mix 7P, Analisis STP, Analisis VRIO, dan Analisis Rantai Nilai. Selanjutnya, Analisis SWOT, TOWS, dan QSPM yang dilakukan dalam penelitian ini mengungkapkan rekomendasi yang dihasilkan. Ini termasuk memperkuat koneksi dengan komunitas online, berkolaborasi dengan influencer atau Key Opinion Leaders (KOL), memaksimalkan ekosistem CT Corp, dan menjalin kemitraan dengan rumah produksi lokal untuk konten eksklusif. .