digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2024 DS PP VERA UTAMI GEDE PUTRI 1.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Penyandang disabilitas merupakan salah satu masyarakat minoritas di Indonesia. Berdasarkan karakteristiknya, penyandang disabililtas memiliki satu hak terkait dengan pakaian yang belum direalisasikan, yaitu belum terpenuhinya pakaian yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan penyandang disabilitas, dan pendamping. Salah satu penyandang disabilitas yang membutuhkan pakaian secara fungsional adalah penyandang disabilitas cerebral palsy (CP) spastik berat. Karakteristik tubuh yang kaku pada kedua lengan dan kaki menyebabkan proses berpakaian menjadi sulit sehingga perlu adanya pengembangan pakaian dalam segi desain. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengembangan pakaian menjadi pakaian adaptif untuk penyandang disabilitas CP spastik berat quadriplegia. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi desain, psikologi desain merupakan pendekatan yang digunakan seorang desainer dalam memahami tentang pengguna yang berinteraksi dengan objek atau produk yang dirancang Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi mendalam kepada narasumber dan subjek penelitian yang kemudian dianalisis dengan analisis data interdisiplin yaitu psikologi, desain, dan ergonomi. Metode perancangan yang digunakan adalah pengembangan dari teori design thinking dan proses desain menjadi proses desain pakaian adaptif yang terdiri dari identifikasi kebutuhan, menetapkan kebutuhan, desain, proses produksi, validasi, dan diseminasi. Metode tersebut digunakan untuk menganalisis kebutuhan pengguna dan pendamping dalam perancangan pakaian adaptif penyandang disabilitas CP spastik berat. Hasil identifikasi berdasarkan proses desain penyandang disabilitas CP spastik berat, merupakan tipe quadriplegia. Tipe ini memiliki karakteristik tubuh yang dapat mempengaruhi proses berpakaian karena ada kekakuan pada lingkar lengan bagian atas, siku dan pergelangan tangan. Setelah identifikasi karakteristik, selanjutnya dilakukan pengukuran tubuh secara spesifik untuk acuan dalam menentuan siluet dan pembuatan pola pakaian. Faktor psikologi, budaya keluarga, dan makna pakaian sebagai acuan untuk penentuan tekstur dan warna pakaian. Berdasarkan hasil proses desain dan analisis maka ditemukan empat value yaitu: (1) nilai psikologi; (2) budaya keluarga; (3) fungsional; dan (4) estetik yang akan menjadi rujukan dalam rekomendasi terkait pakaian adaptif yang dirancang dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan penyandang disabilitas CP spastik berat quadriplegia serta pendamping. Kontribusi ilmiah berupa rekomendasi atau panduan dalam pembuatan desain pakaian adaptif untuk penyandang disabilitas CP spastik berat.