Penelitian ini berfokus pada evaluasi kelayakan Inexpensive Device for Sea Level (IDSL) sebagai komponen Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) di Selat Sunda pasca letusan gunung berapi Anak Krakatau tahun 2018. Studi ini menggabungkan pendekatan komprehensif, termasuk simulasi numerik, analisis iklim gelombang, dan penilaian kinerja. Iklim gelombang diperiksa menggunakan simulasi numerik berdasarkan dataset ERA5 dan Delft3D, yang menunjukkan ketinggian gelombang signifikan dan arah yang ada. Skenario tsunami dari letusan gunung berapi disimulasikan menggunakan COMCOT, yang menunjukkan berkurangnya ketinggian tsunami dan cukup akurat dalam prediksi waktu kedatangan. Penilaian kinerja Rakata IDSL selama 17 bulan mengungkapkan tantangan kualitas data dan peringatan palsu, yang menunjukkan keterbatasan dalam kemampuan algoritma deteksi tsunami. Selain itu, analisis lokasi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) mengidentifikasi dua lokasi TEWS yang optimal, dengan menekankan pada desain yang hemat biaya dan pemeliharaan yang lebih aman. Temuan-temuan ini memberikan masukan berharga untuk meningkatkan infrastruktur TEWS, menekankan pentingnya mempertimbangkan instrumen pemantauan permukaan laut secara real-time danlokasi penempatan yang optimal di wilayah rawan tsunami.