digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

COVER Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 1 Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 2 Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 3 Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 4 Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 5 Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

PUSTAKA Rubi Sukoco
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

Penelitian ini menerapkan teknologi informasi dalam pembelajaran fisika di sekolah menengah atas melalui proyek berbasis pembelajaran (PBL) dengan fokus pada pengukuran medan magnet. Metode ini menggunakan magnetometer Phyphox yang diintegrasikan dengan metode peragaan solenoida menggunakan inti pasir pantai sebagai sarana pembelajaran. Tujuan penelitian adalah mengukur nilai medan magnet di suatu titik di luar namun dekat solenoida dengan variasi bahan inti solenoida yaitu pasir pantai, memahami hubungan perubahan pada inti solenoida dapat mempengaruhi kekuatan medan magnet yang dihasilkan, menguji hasil dengan parameter yang mempengaruhinya dan memperkenalkan cara mengukur medan magnet secara praktis. Penelitian ini berfokus pada pengembangan teknologi pendidikan dengan memanfaatkan smartphone sebagai alat pengukur medan magnet melalui aplikasi Phyphox. Data dikumpulkan melalui pengukuran menggunakan magnetometer Phyphox dan eksperimen peragaan solenoid dengan inti pasir pantai. Hasil pengukuran dan analisis data digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan pembelajaran yang diusulkan. Magnetometer Phyphox memberikan data medan magnet dengan sampling rate 50 data per detik. Pengukuran medan magnet pada permukaan bumi memberikan hasil 46,06 ?T; nilai ini relevan dan identik dengan nilai referensi intensitas medan magnet bumi rata-rata 25 ?T sampai dengan 65 ?T. Peraga solenoida dengan 300 lilitan, kuat arus 0,089 A, dan tegangan 3 Volt membangkitkan medan magnet yang sudah dikurangi dengan nilai background untuk bahan inti udara (kosong) sebesar (0,093±0,008) ?T, inti pasir pantai timur Pangandaran sebesar (3,068±0,003) ?T, inti pasir pantai Cikambulan (3,244±0,024) ?T, inti pasir pantai Batukaras (8,903±0,324) ?T, inti pasir Batu Hiu (7,491±0,064) ?T, inti pasir pantai Madasari (0,844±0,005) ?T, dan untuk solenoida inti besi sebesar (47,163 ± 0,063) ?T. Dengan demikian kontribusi inti pasir pantai pada besarnya medan magnet dari yang terendah ke yang teringgi adalah pantai Madasari, pantai timur Pangandaran, antai Cikambulan, Pantai Batu Hiu dan Batukaras. Hasil ini sesuai dengan urutan besarnya densitas masing-masing pasir pantai serta banyaknya kandungan bahan magnetik yang mudah menempel pada magnet permanen. Penelitian ini memiliki implikasi praktis dalam pengembangan metode pembelajaran fisika yang lebih bervariatif dan interaktif ditingkat sekolah menengah atas. Hasilnya dapat menjadi panduan bagi guru fisika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan proyek berbasis pembelajaran.