Penelitian ini menerapkan teknologi informasi dalam pembelajaran fisika di sekolah menengah
atas melalui proyek berbasis pembelajaran (PBL) dengan fokus pada pengukuran medan
magnet. Metode ini menggunakan magnetometer Phyphox yang diintegrasikan dengan metode
peragaan solenoida menggunakan inti pasir pantai sebagai sarana pembelajaran. Tujuan
penelitian adalah mengukur nilai medan magnet di suatu titik di luar namun dekat solenoida
dengan variasi bahan inti solenoida yaitu pasir pantai, memahami hubungan perubahan pada
inti solenoida dapat mempengaruhi kekuatan medan magnet yang dihasilkan, menguji hasil
dengan parameter yang mempengaruhinya dan memperkenalkan cara mengukur medan
magnet secara praktis. Penelitian ini berfokus pada pengembangan teknologi pendidikan
dengan memanfaatkan smartphone sebagai alat pengukur medan magnet melalui aplikasi
Phyphox. Data dikumpulkan melalui pengukuran menggunakan magnetometer Phyphox dan
eksperimen peragaan solenoid dengan inti pasir pantai. Hasil pengukuran dan analisis data
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan pembelajaran yang diusulkan.
Magnetometer Phyphox memberikan data medan magnet dengan sampling rate 50 data per
detik. Pengukuran medan magnet pada permukaan bumi memberikan hasil 46,06 ?T; nilai ini
relevan dan identik dengan nilai referensi intensitas medan magnet bumi rata-rata 25 ?T sampai
dengan 65 ?T. Peraga solenoida dengan 300 lilitan, kuat arus 0,089 A, dan tegangan 3 Volt
membangkitkan medan magnet yang sudah dikurangi dengan nilai background untuk bahan
inti udara (kosong) sebesar (0,093±0,008) ?T, inti pasir pantai timur Pangandaran sebesar
(3,068±0,003) ?T, inti pasir pantai Cikambulan (3,244±0,024) ?T, inti pasir pantai Batukaras (8,903±0,324) ?T, inti pasir Batu Hiu (7,491±0,064) ?T, inti pasir pantai Madasari
(0,844±0,005) ?T, dan untuk solenoida inti besi sebesar (47,163 ± 0,063) ?T. Dengan
demikian kontribusi inti pasir pantai pada besarnya medan magnet dari yang terendah ke yang
teringgi adalah pantai Madasari, pantai timur Pangandaran, antai Cikambulan, Pantai Batu Hiu
dan Batukaras. Hasil ini sesuai dengan urutan besarnya densitas masing-masing pasir pantai
serta banyaknya kandungan bahan magnetik yang mudah menempel pada magnet permanen.
Penelitian ini memiliki implikasi praktis dalam pengembangan metode pembelajaran fisika
yang lebih bervariatif dan interaktif ditingkat sekolah menengah atas. Hasilnya dapat menjadi
panduan bagi guru fisika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi sederhana dan proyek berbasis pembelajaran.