digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terowongan Nanjung merupakan salah satu penanggulangan yang dirancang untuk mengurangi tinggi dan lama genangan pada Banjir DAS Citarum Hulu dengan mempercepat aliran di area Curug Jompong. Terowongan Nanjung akan mengalirkan Sebagian debit air melalui terowongan dan sisanya akan dialirkan ke Curug Jompong. Dengan dibangunnya terowongan, kecepatan aliran, tinggi genangan, dan angkutan sedimen dapat berubah dari kondisi semula. Perubahan kondisi tersebut juga akan mempengaruhi sedimentasi yang terjadi di Waduk Saguling. Studi ini akan mensimulasikan transpor sedimen di Sungai Citarum dari Jembatan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) menuju Waduk Saguling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan sedimentasi dengan model HECRAS 6.1 1D dengan menggunakan data penampang Sungai Citarum mulai dari Jembatan Tol Soroja hingga outlet terowongan, data debit harian, serta data sedimen di sekitar Nanjung. Karena data sedimen pada area ini belum tersedia, maka dilakukan pengambilan data primer. Penelitian ini pada akhirnya akan memberikan hasil perubahan morfologi sungai Citarum serta perubahan laju sedimen sebelum dan sesudah Terowongan Nanjung dibangun serta pengaruhnya terhadap Waduk Saguling. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa terdapat peningkatan angkutan sedimen setelah dibangunnya terowongan sehingga diperlukan bangunan penangkap sedimen (sediment trap) pada hilir terowongan, yaitu lokasi dimana kondisi kecepatan aliran sudah mendekati 0. Sediment trap tersebut akan dilengkapi dengan suction dredger yang berfungsi untuk membuang sedimen yang sudah terkumpul pada trap.