Pesisir Pekalongan merupakan salah satu kawasan pantai di Indonesia yang sangat
dipengaruhi dinamika oseanografi. Kawasan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
fenomena angin monsun yang juga mengakibatkan tingginya dinamika transportasi
sedimen di daerah tersebut. Hal ini menyebabkan banyak kawasan yang mengalami
erosi dan sedimentasi khususnya di Kawasan Pantai Utara Pekalongan. Studi erosi
dan sedimentasi ini dilakukan dengan menggunakan data survei lapangan dan juga
pemodelan numerik transportasi sedimen selama Tahun 2021 - 2022. Berdasarkan
data survei lapangan Tahun 2021 dan 2022, terjadi perubahan kedalaman di
mayoritas daerah kajian dengan 58,19% daerah mengalami sedimentasi dan
41,75% daerah mengalami erosi dengan rata-rata sedimentasi sebesar 0,414 meter
dan rata-rata erosi sebesar 0,379 meter. Berdasarkan analisis visual data lapangan,
terlihat bahwa sedimentasi cenderung terjadi di daerah dekat pantai dan muara
sungai. Pemodelan numerik selanjutnya dilakukan untuk mengetahui dinamika
transportasi sedimen dan korelasinya terhadap angin monsun. Pemodelan dilakukan
dengan menggunakan MIKE 21 modul Hidrodinamika (HD), Spektrum
Gelombang (SW), dan Transportasi Sedimen (ST). Simulasi dilakukan dalam
empat (4) rentang waktu yang dibagi berdasarkan angin monsun. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa mayoritas daerah kajian mengalami sedimentasi terutama di
daerah muara sungai. Sedimentasi mencapai maksimum pada saat monsun barat
dan peralihan 1 yang mengakibatkan perubahan kedalaman hingga 1,991 meter. Hal
ini disebabkan karena tingginya discharge sedimen tersuspensi dari sungai pada
muson tersebut. Sehingga, diperlukan langkah mitigasi seperti pengerukan, untuk
menanggulangi hal tersebut.