Salah satu permasalahan yang ditemukan pada proses Gasifikasi Batubara Bawah Tanah adalah
interburden batubara atau overburden yang dipengaruhi oleh kenaikan temperatur pada proses
UCG. Akibat dari peningkatan suhu adalah terbentuknya retakan-retakan pada batuan yang
dapat mempengaruhi kestabilan lubang UCG, meningkatkan efek subsidence permukaan
tanah, dan resiko perpindahan polutan dari proses UCG melalui retakan menuju akuifer. Pada
penelitian ini telah dipelajari pengaruh panas terhadap batuan interburden atau lapisan penutup
pada batu kapur pada suhu 25 ? C sampai 400 ? C, khususnya pada sifat kuat tarik yang
dikorelasikan dengan parameter fisik, kecepatan ultrasonik, kohesi, sudut geser dalam, serta
sifat ketangguhan sudut dan patah (KIc). Dibandingkan pengujian pada suhu kamar (25 ? C)
dengan pengujian pada suhu 400 ? C diperoleh hasil penurunan densitas sebesar 1,26%,
porositas meningkat sebesar 174,29%, void ratio meningkat sebesar 87,35%, serta vp
mengalami penurunan sebesar 17,59%. Ditinjau nilai kuat tariknya cenderung mengalami
penurunan sebesar 54,23% dan nilai KIc yang diperoleh dari uji kuat tarik tidak langsung,
mengalami penurunan sebesar 54,22%. Nilai kuat tarik batuan (?t) dan nilai KIc memiliki
korelasi berbanding lurus. Hal ini menunjukkan semakin besar kuat tarik batuan makan
semakin sulit juga suatu material untuk membentuk propagasi rekahan. Pemodelan numerik
dapat memodelkan pengujian Brazilian, dengan kriteria keruntuhan menggunakan ?t = ?3,
pemodelan numerik dapat memodelkan dengan selisih <10%. Menurut kriteria keruntuhan kuat
tarik, propagasi rekahan pada sampel uji di pemodelan numerik sudah dapat terjadi pada nilai
F = 87-90%. Pemodelan ditinjau dengan menggunakan kriteria Mohr-Coulumb. Didapatkan
persen area yang mengalami failure bertambah seiring dengan bertambahnya temperatur
sekitar 22-30%.