Sungai Juana merupakan Sungai yang melintasi Kabupaten dengan karakteristik
pembuang atau drainase utama dari anak-anak Sungai dari hulu (Boyolali,
Semarang, Grobogan, Demak, dan Kudus) dengan Panjang total 62 km. Kabupaten
Pati pada musim kemarau merupakan daerah dengan potensi kekeringan cukup
tinggi, di sisi lain pada musim penghujan sangat rawan terjadi banjir. Diperlukan
adanya manajemen pengelolaan air sehingga air dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Salah satu cara untuk mengurangi banjir di Sungai Juana dapat dengan
cara memanfaatkan 11 bendungan di sekitar DAS Juana supaya dapat mereduksi
banjir.
Dalam studi ini melakukan analisa hidrologi untuk mendapatkan debit Rencana
pada Sungai Juana. Analisa hidrologi menggunakan software HEC HMS. Analisa
penelusuran banjir pada 11 bendungan dilakukan menggunakan software HEC
HMS. Analisa hidrolika menggunakan software HEC RAS. Analisa sedimen di
Sungai Juana menggunakan software HEC RAS selama 3 tahun. Analisa regime
atau stabilitas sungai dengan menggunakan 7 teori regime.
Dari analisa reduksi banjir yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa cara
flood routing dapat mengereduksi banjir di Sungai Juana.
Dari analisa hidrolika yang telah dilakukan, pada skenario 1 (Geometri Eksisting
Sungai) dengan kala ulang 2 tahun seluas 31.2 km2, pada skenario 1 (Geometri
Normalisasi dan Peninggian Tanggul) dengan kala ulang 25 tahun seluas 41.8 km2,
dengan kala ulang 50 tahun seluas 45.032 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas
48.37 km2. Skenario 2 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul) dengan
kala ulang 2 tahun seluas 27.64 km2, dengan kala ulang 25 tahun seluas 30.24 km2,
dengan kala ulang 50 tahun seluas 31.64 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas
33.77 km2. Skenario 3 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul beserta
dengan bangunan bendung karet) dengan kala ulang 2 tahun seluas 27.87 km2,
dengan kala ulang 25 tahun seluas 30.60 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas
32.02 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 33.79 km2. Skenario 4 (Geometri
Normalisasi dan Peninggian Tanggul beserta dengan bangunan bendung karet
ditambahkan dengan flood routing) dengan kala ulang 2 tahun seluas 26.56 km2,
dengan kala ulang 25 tahun seluas 26.57 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas
26.57 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 26.58 km2. Skenario 5 (Geometri
Normalisasi dan Peninggian Tanggul tanpa bendung karet ditambahkan dengan
flood routing) dengan kala ulang 2 tahun seluas 26,55 km2, dengan kala ulang 25
tahun seluas 26,55 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 26,55 km2, dengan kala
ulang 100 tahun 26,55 km2.
Hasil permodelan sedimentasi yang sudah dilakukan, pada skenario 1 didapatkan
bahwa bagian hulu mengalami degradasi sedangkan pada bagian hilir mengalami
agradasi, pada skenario 2 didapatkan bahwa bagian hulu mengalami degradasi, ,
pada bagian tengah Sungai mengalami agaraasi, sedangkan pada bagian hilir
mengalami agradasi. Pada skenario 3 didapatkan bahwa pada titik setelah bendung
karet mengalami degradasi yang cukup besar, hal ini dikarenakan adanya gerusan
setelah bendung karet.
Berdasarkan hasil analisis teori regime, untuk geometri eksisting di Sungai Juana
untuk parameter kedalaman (d) sebanyak 93 cross section yang tidak stabil,
sedangkan untuk parameter kemiringan didaptkan 74 cross section yang tidak
setabil, sedangkan untuk parameter lebar tidak ada cross section yang tidak stabil.
Untuk geometri setelah ada pembangunan jumlah cross section yang tidak stabil
untuk parameter kedalaman sebanyak 32 cross section, sedangkan untuk parameter
kemiringan didapatkan 110 cross section yang tidak stabil, sedangkan untuk
parameter lebar tidak ada cross section yang tidak stabil.