digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular dengan prevalensi yang tinggi. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan tekanan darah diastolik ?90 mmHg. Pengobatan hipertensi dilakukan seumur hidup menggunakan obat konvensional yang memiliki berbagai efek samping. Obat tradisional lebih diminati karena efek samping relatif lebih sedikit. Daun kersen (Muntingia calabura L.) telah diketahui secara in vitro memiliki aktivitas sebagai AngiotensinConverting Enzyme Inhibitor (ACEI). Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antihipertensi ekstrak etanol daun kersen pada tikus Wistar jantan yang diinduksi deksametason serta menentukan dosis optimum ekstrak etanol daun kersen sebagai antihipertensi. Hewan uji diinduksi deksametason 0,5 mg/kg bb secara subkutan selama 7-10 hari. Kaptopril 4,5 mg/kg bb digunakan sebagai pembanding. Ekstrak etanol daun kersen diuji pada dosis 50, 100, dan 200 mg/kg bb. Kaptopril dan ekstrak diberikan per oral selama 5 hari tanpa menghentikan induksi deksametason. Tekanan darah diukur secara non-invasif dengan CODA® tail-cuff blood pressure system sebelum induksi, setelah induksi, dan selama terapi (hari ke-1, ke-3, dan ke-5). Dosis 50, 100, dan 200 mg/kg bb dapat menurunkan tekanan darah sistolik, berturut-turut sebesar 44,6±33; 38,0±15; dan 31,2±7 mmHg. Untuk tekanan darah diastolik, penurunannya yaitu sebesar 41,6±31; 31,8±11; dan 27,6±9 mmHg pada akhir terapi. Ekstrak etanol daun kersen dapat menurunkan tekanan darah pada model hewan hipertensi yang diinduksi deksametason. Dosis ekstrak etanol daun kersen yang optimum sebagai antihipertensi adalah 50 mg/kg bb.