Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular dengan prevalensi yang tinggi. Hipertensi ditandai
dengan tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan tekanan darah diastolik ?90 mmHg. Pengobatan
hipertensi dilakukan seumur hidup menggunakan obat konvensional yang memiliki berbagai efek
samping. Obat tradisional lebih diminati karena efek samping relatif lebih sedikit. Daun kersen
(Muntingia calabura L.) telah diketahui secara in vitro memiliki aktivitas sebagai AngiotensinConverting Enzyme Inhibitor (ACEI). Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antihipertensi
ekstrak etanol daun kersen pada tikus Wistar jantan yang diinduksi deksametason serta
menentukan dosis optimum ekstrak etanol daun kersen sebagai antihipertensi. Hewan uji diinduksi
deksametason 0,5 mg/kg bb secara subkutan selama 7-10 hari. Kaptopril 4,5 mg/kg bb digunakan
sebagai pembanding. Ekstrak etanol daun kersen diuji pada dosis 50, 100, dan 200 mg/kg bb.
Kaptopril dan ekstrak diberikan per oral selama 5 hari tanpa menghentikan induksi deksametason.
Tekanan darah diukur secara non-invasif dengan CODA® tail-cuff blood pressure system sebelum
induksi, setelah induksi, dan selama terapi (hari ke-1, ke-3, dan ke-5). Dosis 50, 100, dan 200 mg/kg
bb dapat menurunkan tekanan darah sistolik, berturut-turut sebesar 44,6±33; 38,0±15; dan 31,2±7
mmHg. Untuk tekanan darah diastolik, penurunannya yaitu sebesar 41,6±31; 31,8±11; dan 27,6±9
mmHg pada akhir terapi. Ekstrak etanol daun kersen dapat menurunkan tekanan darah pada model
hewan hipertensi yang diinduksi deksametason. Dosis ekstrak etanol daun kersen yang optimum
sebagai antihipertensi adalah 50 mg/kg bb.