digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-cover.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-bab6.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HARLAN PANGIHUTAN ADELTUA 1-pustaka.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Peningkatan biaya operasi dan pemeliharaan jalan tol yang relatif signifikan belakangan ini, seringkali dituding sebagai dampak perilaku overloading kendaraan berat. Sementara, aspek variasi beban kendaraan yang membawa implikasi berbeda dalam magnitude kerusakan jalan, dan selanjutnya mempengaruhi biaya pemeliharaan jalan belum dipertimbangkan dalam metode perhitungan tarif tol yang ada saat ini. Hal ini mengakibatkan metode perhitungan yang ada dianggap kurang menggambarkan perilaku kondisi lalu lintas yang empiris. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan perhitungan tarif tol untuk 3 golongan kendaraan I, II A dan II B, dengan menggunakan pendekatan kelayakan investasi (finansial) dan mengakomodasi kontribusi faktor perusakan jalan. Modifikasi pendekatan kelayakan investasi dilakukan dengan mengasumsikan bahwa total biaya investasi terdiri dari biaya investasi dasar (tanpa overloading) dan kenaikan biaya investasi (dengan overloading). Dalam konteks tersebut, pemodelan dimaksudkan untuk mengestimasi nilai koefisien al1 (untuk variabel satuan biaya pengembalian investasi dasar) dan nilai koefisien al2 (untuk variabel satuan kenaikan biaya investasi sebagai akibat dampak overloading). Metodologi penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada jalan tol Tangerang-Merak, yang merupakan salah satu jalan tol yang dioperasikan oleh swasta. Pengumpulan data dilakukan melalui survai instansional, meliputi data beban, volume lalu lintas, biaya-biaya operasi dan pemeliharaan jalan tol, tarif tol, inflasi, dan data pendukung lainnya. Analisis dilakukan dengan mendeskripsikan dan membandingkan situasi tanpa dan dengan adanya overloading. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku overloading yang terjadi pada jenis kendaraan berat (truk 2 sumbu, truk 3 sumbu, truk gandengan, traktor + semi-trailer 2 sumbu, dan traktor + semi-trailer 3 sumbu) menyebabkan peningkatan biaya operasi & pemeliharaan sebesar Rp 3.192.046 juta dan peningkatan biaya investasi sebesar Rp 2.113.405 juta. Lebih rendahnya dampak overloading terhadap biaya investasi, disebabkan karena pada mekanisme cashflow terdapat faktor yang meredam kenaikan biaya investasi, yaitu pos biaya untuk pajak perusahaan. Model perhitungan tarif tol untuk 3 golongan kendaraan diperoleh, yaitu: (i) Tarif Golongan I = 0,3920*SBPI + 0,0145*SPBIADO, (ii) Tarif Golongan II A = 0,1026*SBPI + 0,3256*SPBIADO, (iii) Tarif Golongan II B = 0,5054*SBPI + 0,6599*SPBIADO. Besaran tarif tol hasil perhitungan model diperoleh relatif lebih tinggi dari tarif tol eksisting, terutama karena tarif eksisting tidak mengalami penyesuaian cukup lama pada masa sebelum tahun 2003. Sebagai rekomendasi dikemukakan strategi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak resiko rendahnya tarif jalan tol yang diberlakukan tersebut.