PT. Hutama Karya Infrastruktur adalah salah satu kontraktor yang ikut dalam pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan juga sebagai anak perusahaan PT. Hutama Karya (Persero). Sebagai badan usaha di bidang konstruksi, maka target laba yang direncanakan pada saat mendapatkan sebuah kontrak telah ditetapkan dan menjadi pedoman saat pelaksanaan pekerjaan sebagai Harga Pokok Pelaksanaan. Perencanaan pembangunan JTTS dilakukan dengan melibatkan beberapa pemangku kepentingan dan dengan target waktu yang telah ditetapkan. Informasi awal pada saat proses tender yang berbeda saat pelaksanaan fisik pekerjaan, jadwal pembebasan lahan yang berkepanjangan dan kesiapan HKI dalam mengelola sumber daya proyek dengan volume yang sangat besar menjadi perhatian manajemen dalam menjaga kinerja HPP proyek.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Harga Pokok Pelaksanaan (HPP) pada pelaksanaan proyek di atas, dengan menggunakan metode Lima Mengapa (5Whys) diperoleh akar masalah yakni performa sub-kontraktor, proses pembebasan lahan yang tidak sesuai jadwal, pekerjaan simultan dengan volume besar dan kompetensi personil lapangan.
Dengan memperhatikan Benenfit, Cost, Opprtunity, dan Risk (BCOR) diperoleh usulan solusi bisnis yaitu dengan penyempurnaan prosedur pengadaan sub-kontraktor, peningkatan kompetensi karyawan bidang administrasi kontrak dan menghimpun ilmu pengetahuan dalam Knowledge Management System.