ABSTRAK Parasmita Wulandari
PUBLIC Alice Diniarti COVER Parasmita Wulandari
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 1 Parasmita Wulandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Parasmita Wulandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Parasmita Wulandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Parasmita Wulandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Parasmita Wulandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dimulai pada tahun 2011
hingga 2015 membutuhkan pengadaan lahan seluas ±756 Ha. Konstruksi
pembangunan jalan tol berupa pengerukan dan penggalian tanah yang berlebihan akan
mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air, krisis air bersih hingga kekeringan.
Kekeringan adalah kondisi kekurangan curah hujan dalam periode waktu tertentu yang
dapat menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kegiatan, kelompok, atau sektor
lingkungan (Hatmoko & Adidarma, 2014). Salah satu cara yang digunakan untuk
mengamati sebaran kekeringan akibat pembangunan jalan tol Cipali di Kabupaten
Subang, Indramayu, dan Majalengka adalah menggunakan citra Satelit Landsat 7 dan
Landsat 8 yang diolah dengan Google Earth Engine (GEE). Pengamatan kekeringan
dapat dilakukan dengan parameter Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)
dan Normalized Difference Water Index (NDWI), Land Surface Temperature (LST),
curah hujan, dan kerapatan sungai. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Landsat 7 dan Landsat 8 Surface Reflectance Level 2, Collection 2, Tier 1 tahun 2008-
2010 dan tahun 2016-2018. Sesudah pembangunan jalan tol Cipali tahun 2016-2018,
persentase perubahan luas menunjukkan luasan kelas kerapatan vegetasi tinggi
(NDVI), tingkat kebasahan tinggi (NDWI), dan suhu permukaan (LST) mengalami
peningkatan luasan sebesar 57.86%, 72.40%, dan 32.77% serta 3 wilayah tersebut
memiliki jumlah curah hujan tahunan sedang dan kerapatan sungai rendah.
Peningkatan luas NDVI, NDWI, dan LST yang tinggi ini menunjukan bahwa
pembangunan jalan tol Cipali tidak berdampak pada kekeringan karena karena kondisi
vegetasi sesudah pembangunan jalan tol Cipali tahun 2016-2018 lebih baik
dibandingkan sebelum pembangunan jalan tol Cipali tahun 2008-2010.