Pandemi COVID-19 yang terjadi pada kurun waktu 2020 hingga dinyatakan
berakhir di awal tahun 2023, telah mendorong peningkatan penemuan dan
pengembangan obat yang terus diupayakan. Saat ini, pengobatan COVID-19 dan
penyakit baru lainnya, utamanya penyakit yang disebabkan oleh virus, dilakukan
dengan menggunakan obat off label. Salah satu obat yang digunakan adalah
sofosbuvir dan remdesivir. Penggunaan obat off label memerlukan pemantauan
yang sangat ketat, sehingga diperlukan metode bioanalisis yang baik untuk
melakukan pemantauan efek terapetik, bioavailabilitas, dan efek samping obat.
Belum adanya metode analisis resmi di dalam kompendia merupakan salah satu
tantangan yang muncul.
Tantangan lain dalam melakukan pengembangan metode bionalisis adalah tahap
preparasi sampel dikaitkan dengan matriks biologis yang kompleks. Sorben dalam
bentuk polimer tercetak molekul (molecularly imprinted polymer, MIP) dapat
digunakan pada tahapan preparasi sampel bioanalisis untuk memisahkan analit
dengan matriks. Salah satu bentuk sorben komposit adalah kombinasi
nanopartikel perak dengan MIP. Pada aplikasinya di bidang bioanalisis, MIP dan
Ag@MIP dapat dilanjutkan dengan analisis instrumen dengan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan Surface-enhanced Raman
Scattering (SERS).
Penelitian ini bertujuan menghasilkan MIP dan Ag@MIP bercetakan sofosbuvir
untuk memisahkan sofosbuvir dari plasma darah. Metode analisis yang sudah
dikembangkan kemudian divalidasi sehingga diperoleh metode analisis baru untuk
analisis sofosbuvir dalam plasma darah.
Penelitian diawali dengan studi in silico menggunakan software Gaussian 09,
menghitung energi ikatan dan energi bebas Gibbs dengan menggunakan Density
Functional Theory (DFT) metode B3LYP basis set 6-31G (d,p). Monomer
fungsional terbaik yang memiliki interaksi terbaik dengan molekul cetakan
sofosbuvir dipilih dari hasil studi in silico. Efek pelarut yang digunakan pada
tahap pembuatan MIP dioptimalkan dengan metode Polarizable Continuum
Model (PCM) menggunakan perangkat lunak yang sama. Simulasi dinamika
molekuler dilakukan menggunakan Gromacs 2016.3 untuk menentukan rasio
stoikiometri terbaik antara molekul cetakan, fungsional monomer dan cross linker.
Metode yang digunakan untuk mensintesis MIP dan Ag@MIP adalah pencetakan
non-kovalen, menggunakan metode polimerisasi ruah dan presipitasi. AgNPs
disintesis in situ dari prekursor AgNO3 menggunakan natrium borohidrida sebagai
zat pereduksi. Pembentukan AgNPs dianalisis secara spektrofotometri UV-Vis
dengan mengamati puncak serapan pada panjang gelombang maksimum. NIP dan
Ag@NIP juga dibuat sebagai pembanding tanpa molekul cetakan. Mokeul
cetakan dihilangkan dari polimer yang dicetak dengan metode sonikasi dengan
pelarut asetonitril.
Karakterisasi morfologi dan mikroskopis dilakukan menggunakan SEM EDX, dan
XRD. Karakterisasi kimia dilakukan dengan metode FTIR. Kapasitas adsorpsi
MIP dan Ag@MIP dilakukan dengan pengujian kemampuan adsorpsi, kinetika
adsorpsi, adsorpsi isoterm, adsorpsi selektivitas dan adsorpsi BET. Kondisi
analisis dEFP (dispersi Ekstraksi Fase Padat) menggunakan MIP yang meliputi
loading solvent dan eluen dioptimasi untuk mendapatkan kondisi yang sesuai. Uji
selektivitas polimer tercetak diuji untuk senyawa obat lain yang juga digunakan
dalam pengobatan COVID-19, yaitu remdesivir.
Metode analisis sofosbuvir dalam plasma darah, dimulai dengan preparasi sampel
dengan metode dEFP menggunakan MIP sebagai sorben, kemudian dilanjutkan
dengan deteksi dengan metode KCKT. Metode analisis selanjutnya divalidasi
meliputi parameter spesifisitas, akurasi dan presisi metode analisis.
Hasil uji DFT, MAA merupakan monomer fungsional yang paling baik
berinteraksi dengan SOF. Hal ini ditandai dengan nilai energi ikatan dan energi
bebas Gibbs berturut-turut sebesar -79,583 kkal mol-1 dan -66,627 kkal mol-1
. Penentuan konstanta asosiasi menunjukkan bahwa asetonitril merupakan pelarut
terbaik untuk sintesis. Nilai energi ikatan asetonitril sebesar -9,383 kkal mol-1
mendukung hasil tersebut. Berdasarkan simulasi dinamika molekuler, rasio
kompleks SOF terhadap MAA sebesar 1:1, memberikan hasil yang baik dari
parameter RDF. Hasil ini didukung oleh hasil analisis Jobs plot. Polimer yang
disintesis dengan metode polimerisasi presipitasi (MIP A dan MIP B)
memberikan hasil karakterisasi morfologi yang lebih homogen. Hal ini dibuktikan
dengan uji kapasitas adsorpsi.
Nilai kapasitas adsorpsi MIP A dan MIP B adalah sebesar 12,434 ± 0.599 mg/g
dan 13,957 ± 0.330 mg/g. Hasil ini lebih baik dibandingkan dengan kemampuan
adsorpsi MIP C dan D yaitu sebesar 8,235 ± 1,466 mg/g dan 7,733 ± 0,933 mg/g.
Hasil pengujian kinetika adsorpsi menunjukkan bahwa semua MIP dan Ag@MIP
yang dihasilkan mengikuti model kinetika orde dua semu yang ditandai dengan
nilai koefisien korelasi mendekati satu. Hasil pengujian adsorpsi isotherm
menunjukkan bahwa MIP A, B, C, D, dan Ag@MIP mengikuti model adsorpsi
isoterm Langmuir. Hasil uji BET menunjukkan MIP A memiliki luas permukaan
paling besar, yaitu sebesar 162 m2
/g. Hasil uji selektivitas menunjukkan bahwa
polimer MIP A, B, C, D dan Ag@MIP memiliki selektivitas yang lebih baik pada
SOF dibandingkan senyawa sejenis, RMD. Hasil aplikasi menunjukkan bahwa
polimer MIP A, B, C, D mampu memisahkan SOF dari matriks plasma darah
yang kompleks. MIP B memiliki kemampuan mengekstraksi SOF yang paling
baik diantara polimer tercetak molekul yang diujikan.