digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Akbar Rizaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Akbar Rizaldi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Banjir dan kekeringan merupakan isu penting terkait sumber daya air yang serig diteliti akhir-akhir ini. Penyebabnya bias diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan secara besar-besaran atau pun memang iklim suatu wilayah mengalami perubahan. Perubahan iklim sendiri merupakan isu global yang menjadi perhatian dunia dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa peneliti khususnya di negara maju sudah melakukan analisis data untuk mendeteksi perilaku iklim di wilayah studinya berdasarkan rekaman data historis yang dimiliki. Begitupula perubahan tutupan lahan yang merupakan kebutuhan manusia yang mau tidak mau harus dilakukan guna meningkatkan taraf hidup manusia itu sendiri. Debit, tutupan lahan, dan hujan merupakan variabel-variabel yang berkaitan satu sama lain. Dengan mengetahui beberapa variabel kita dapat mengetahui kondisi variabel lainnya dan ketiga variabel yang telah disebutkan dapat menunjukan kondisi wilayah tangkapan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren/kecenderungan dari hujan, tutupan lahan dan debit di Wilayah DAS Citarum-Majalaya. Dari hasil analisis yang dilakukan didapati bahwa variabel debit meningkat 53 m3/s berdasarkan debit maksimum tercatat dengan periode pencatatan (1999-2016). Kemudian, curah hujan juga terdeteksi mengalami peningkatan selama pencatatan 30 tahun terakhir, sedangkan variabel tutupan lahan cenderung konstan. Lalu didapati persamaan hubungan antara debit dan hujan dimana debit (Q)=0,2319(CH)+4,9267. Kemudian didapati bahwa adanya fenomena yang menunjukan nilai hujan yang terjadi tidak merata berdasarkan data hujan dan debit yang tercatat pada masing-masing pos pencatatan. Begitupula saat dianalisa menggunakan data satelit yang telah dikoreksi, didapati fenomena yang sama meskipun kerapatan pencatatan data jauh lebih rapat dibandingkan pos pencatatan yang ada. Hasil dari proses analisis dengan menggunakan data satelit GSMap menunjukan data hujan memiliki korelasi yang lebih baik dibanding data pos pencatatan hujan yang ada. Dengan nilai korelasi yang baik menunjukan adanya kejadian hujan yang tidak terdeteksi pos pencatatan yang ada diketahui besaran hujan yang terjadi. Dalam analisa model “event base” data hujan yang lebih merepresentasikan debit ialah data hujan dari datelit GSMap. Berdasarkan hasil pemodelan hujan-limpasan yang dilakukan dengan menggunakan data tahun 1999-2016 dan skenario adanya tutupan lahan dan tanpa tutupan lahan menunjukan dengan adanya skenario perubahan tutupan lahan yang terjadi justru menurunkan trend/kecenderungan nilai debit limpasan yang dihasilkan dalam pemodelan hujan-limpasan harian. Akan tetapi setelah dilakukan simulasi kejadian ekstrim perubahan tutupan lahan justru terdeteksi meningkat sekitar 9 %. Hal tersebut tidak menunjukkan bahwa model debit ekstrim lebih memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan model debit harian. Nilai CN yang dihasilkan hanya merepresentasikan besaran hujan dan limpasan yang terjadi pada suatu kejadian, bukan berarti merepresentasikan dengan baik jenis tutupan lahan suatu wilayah. Hasil pengujian tren menggunakan Uji Mann-Kendall terhadap data hujan pos hujan, debit, pos hujan satelit dan nilai CN yang dihasilkan model didapatkan bahwa terdeteksi adanya kecenderungan ataupun tren positif pada data hujan pos curah hujan, data debit maksimum tahunan, dan curah hujan maksimum regional satelit sesuai selang waktu masing-masing pencatatan data. Sedangkan pada data CN, setelah dilakukan pengujian trend didapati tidak terdeteksinya kecenderungan nilai CN pada wilayah DAS Citarum Majalaya.