digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pesantren yang kini berkembang pesat di Indonesia memiliki salah satu permasalahan utama yaitu tingkat ekonomi yang rendah sehingga membutuhkan dana untuk menjalankan operasionalnya. Selama ini mereka menggantungkan kebutuhan ini kepada bantuan dari pihak luar, baik donatur maupun pemerintah. Untuk memenuhi biaya operasional, beberapa pesantren telah membentuk unit usaha dengan berbagai bentuk seperti usaha perorangan, CV, PT, hingga koperasi yang disebut kopontren, namun hasilnya belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja dan bagaimana hubungan antar faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis, serta mengajukan model bisnis seperti apa yang sebaiknya diterapkan di pesantren. Penelitian ini menggunakan teori Kewirausahaan Sosial dan Kepemimpinan. Studi kasus dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan pelaku usaha dari beberapa pesantren di Jawa Barat dan menggabungkannya dengan studi literatur dari penelitian sebelumnya. Validasi dilakukan dengan melakukan triangulasi data dari pelaku usaha dan akademisi yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam bisnis pesantren. Untuk memperkuat temuan, peneliti menganalisis data menggunakan perangkat lunak analisis data kualitatif bernama NVivo. Varibel yang muncul diuji secara kuantitatif dengan menyebarkan kuisioner terhadap 201 pelaku usaha di pesantren di Jawa Barat. Langkah terakhir, hasil analisis kuantitatif ditegaskan kembali terhadap 10 unit usaha di pondok pesantren yang memiliki omzet di atas 1 miliar rupiah per tahun dan menghasilkan model bisnis syariah yang dapat diduplikasi oleh unit usaha di pondok pesantren di Jawa Barat. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu variable-variable yang mempengaruhi business performance dalam unit bisnis, konsep Entrepreneurial Muslim Leadership, dan model bisnis sosial untuk unit bisnis di Islamic boarding school. Temuan penelitian ini mempunyai implikasi dalam konteks teoritis dan praktis, khususnya dalam kepemimpinan dan kewirausahaan sosial.