Gunung Gede-Salak terletak di Provinsi Banten, Serang, Jawa Barat. Gunungapi ini terdiri dari
beberapa gumuk yaitu: Gunung Gede, Gunung Salak, Gunung Batur, Gunung Wadas, Gunung Peda,
Gunung Batu dan G.Kedepel. Hasil pemetaan lapangan menunjukkan bahwa pembentukan geologi
Gunung Gede-Salak dapat dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pra-kaldera diawali dengan terbentuk lava
gumuk Gunung Batu, lava gumuk Gunung Gede dan diakhiri lava gumuk Gunung Salak. Tahap
pasca-kaldera diawali dengan pembentukan endapan piroklastik gumuk Gunung Batur lalu terbentuk
kubah lava gumuk Gunung Kedepel dan Gunung Wadas, diakhiri dengan pembentukan kubah lava
gumuk Gunung Peda.
Secara petrografi lava setiap tahapan pembentukan memiliki karakter yang hampir sama yaitu
bertekstur porfritik dengan jumlah fenokris dan massadasar hampir sama, akan tetapi dapat dibedakan
berdasarkan komposisi mineraloginya, yaitu: lava Gunung Batu berkomposisi andesit hipersten -
augit; lava Gunung Gede berkomposisi basaltik andesit; lava Gunung Salak berkomposisi andesit;
kubah lava gunung Gunung Kedepel dan Gunung Wadas berkomposisi andesit hornblenda; dan kubah
lava Gunung Peda berkomposisi andesit augit. Oscillatory zoning dan opaque rim pada hornblenda
teramati pada beberapa sampel batuan yang mengindikasikan proses magmatisme dinamis.
Klasifikasi batuan beku volkanik berdasarkan diagram Harker dan diagram A-F-M berafinitas
magma kalk-alkalin. Hal ini dipertegas oleh diagram SiO2 terhadap K2O, yang menunjukkan sampel
batuan Gunung Gede-Salak termasuk ke dalam medium-K kalk alkalin sampai high-K kalk alkalin.
Hasil analisis diagram laba-laba yang dinormalisasi dengan kondrit, mantel primitif dan MORB,
sampel batuan lava pada Gunung Gede-Salak memiliki pola yang relatif sama yaitu memperlihatkan
magma yang menunjukkan pola busur pegunungan benua. Adanya anomali beberapa unsur yaitu Pb
dan Ce yang mengindikasikan proses magmatisme dipengaruhi oleh komponen subduksi.
Proses petrogenesis yang teramati pada analisis petrografi dan geokimia adalah (a) terjadinya
kontaminasi pada proses diferensiasi magma yaitu proses pencampuran magma atau asimilasi; (b)
pernah mengalami proses kehilangan tekanan pada fase pasca-kaldera pembentukan Gunung GedeSalak; (c) terdapat anomali Pb dan Ce yang mengindikasikan proses magmatisme dipengaruhi oleh sedimen atau fluida; dan (d) perbandingan rasio unsur B mengindikasikan adanya komponen subduksi
yang mempengaruhi pembentukan proses magmatisme di Gunung Gede-Salak.
Perbandingan karakter Gunung Gede-Salak ditambah data Gunung Pinang dan Gunung Rawa
Danau sebagai kelompok Jawa Barat Utara (NWJ) dengan data regional Pulau Jawa yaitu Jawa Barat
(WJ) dan Jawa Tengah (CJ) menunjukkan: (1) Perbandingan rasio unsur Ba/Zr dan Nb/Zr didapatkan
proses magmatisme NWJ dan WJ hampir sama dan lebih dekat kepada MORB, sedangkan untuk CJ
sangat berbeda, proses magmatismenya lebih banyak dipengaruhi oleh komponen subduki. Selain itu
terdapatnya 2 pola yang mengindikasikan sumber magmatisme berasal dari OIB. (2) Nilai
perbandingan rasio unsur B dengan La dan Nb terhadap ke dalam zona Beniof menunjukkan nilai
rasio CJ lebih besar dibandingakan NWJ, hal ini menunjukkan jumlah komponen subduksi di CJ lebih
banyak berpengaruh dibandingkan dengan NWJ. Adapun interpretasi terhadap proses subduksi adalah
sudut subduksi di CJ lebih terjal dibandingkan NWJ.