Di tengah perkembangan eCommerce, peran sektor logistik tidak dapat diabaikan.
Indonesia memiliki pertumbuhan sektor logistik paling pesat di Asia Tenggara.
Sayangnya, performa ini tidak didukung dengan kualitas sektor yang baik
sebagaimana ditunjukkan oleh rendahnya nilai LPI dan daya saing logistik
Indonesia. Sebagai solusi, inovasi yang sudah terbukti dapat meningkatkan kualitas
berbagai industri terus didorong. Berfokus pada kategori jasa logistik yang paling
berkaitan dengan eCommerce, yaitu jasa kurir, ekspres, dan paket, terdapat
dominasi beberapa pemain di pasar yang menunjukkan adanya kemampuan yang
mumpuni dan tidak seimbang antarpemain. Dengan mengelaborasikan konsep
relational view of RBT, coopetition dinilai diperlukan. Studi literatur menunjukkan
penelitian hubungan coopetition dengan LSQ sebagai performa utama jasa logistik
masih terbatas sehingga diangkat pada penelitian ini.
Penelitian melibatkan 12 konstruk penelitian dan data dari 106 pegawai perusahaan
konvensionalserta 95 pegawai perusahaan nonkonvensional. Pengembangan model
dilakukan dengan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan
antara data perusahaan konvensional dan nonkonvensional yang mengindikasikan
pengolahan data perlu dilakukan secara terpisah. Selanjutnya, diperoleh hubungan
signifikan antara alliance management terhadap coopetition, coopetition terhadap
innovation, serta innovation terhadap LSQ. Pengolahan data untuk perusahaan
konvensional menunjukkan peran trust sebagai moderator hubungan coopetition
dan LSQ serta komponen pembangun LSQ terdiri atas timeliness, personnel contact
quality, dan operational information quality. Di sisi lain, pengolahan data untuk
perusahaan nonkonvensional menunjukkan peran variabel dependency sebagai
moderator hubungan coopetition dan LSQ serta komponen pembangun LSQ terdiri
atas timeliness dan operational information quality.