digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Regan Alexander Lyman
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Regan Alexander Lyman
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Regan Alexander Lyman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Abstrak bisa dilihatHingga saat ini, analisis struktur tahan gempa yang umum dilakukan adalah Analisis Dua Tahap, di mana dilakukan pemisahan pemodelan dan analisis antara struktur atas dan struktur bawah (fondasi) dengan mengasumsikan kondisi tanah sangat kaku dengan perletakan jepit pada pemodelan struktur atas. Namun kenyataannya, kondisi tanah tidaklah kaku sempurna khususnya Tanah Lunak (SE), sehingga saat gempa terjadi terdapat interaksi tanah terhadap struktur atas yang dikenal sebagai Soil-Structure Interaction (SSI). SSI memiliki kompleksitas analisis yang relatif tinggi, namun ternyata memiliki pengaruhi terhadap respons dinamik struktur. Berdasarkan penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Fatahi dkk. (2014) mengenai Soil-Structure Interaction (SSI), didapatkan bahwa fondasi dalam yang sering dianggap cukup kaku dan konservatif dengan asumsi perletakan jepit, ternyata dapat meningkatkan perpindahan lateral dan inter-storey drift yang dapat mengubah level kinerja struktur. Oleh karena itu diperlukan studi lebih lanjut mengenai metode SSI, di mana pada penelitian ini akan dibandingkan 2 metode analisis antara Analisis Dua Tahap dan Analisis SSI menggunakan software ETABS dengan analisis linear riwayat waktu dan kondisi Tanah Lunak (SE) yang berlokasi di Jakarta. Kemudian, terdapat 2 kondisi metode SSI yang digunakan yaitu SSI Statik (mengacu pada p-y curve dari LPILE) dan SSI Dinamik (mengacu pada NCHRP Report 461). Adapun model struktur pada penelitian ini adalah Struktur 12 Lantai (48,5 m) dan 24 Lantai (96,5 m) menggunakan sistem ganda dan fondasi dalam (spun pile) yang ditinjau respons dinamik strukturnya berupa perbandingan periode struktur, gaya geser dasar, perpindahan lantai maksimum (relatif terhadap Lantai Dasar), gaya momen maksimum pada kolom dan balok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa dengan mempertimbangkan SSI dalam pemodelan struktur tahan gempa pada kondisi Tanah Lunak (SE) akan mempengaruhi respons dinamik struktur berupa: perpanjangan periode struktur terbesar hingga 6,1% pada Struktur 12 Lantai; pengurangan base shear terbesar mencapai 20,8% pada Struktur 12 Lantai; peningkatan terbesar perpindahan lantai maksimum (relatif terhadap Lantai Dasar) hingga 3,1% pada Struktur 24 Lantai; di filenya perbedaan distribusi gaya momen kolom pada Struktur 12 Lantai dan 24 Lantai di mana Struktur 12 Lantai mengalami peningkatan gaya momen kolom terbesar mencapai 14,6% di Lantai 3 sedangkan Struktur 24 Lantai mengalami penurunan gaya momen kolom terbesar mencapai 21,6% pada Lantai Dasar; dan perbedaan distribusi gaya momen balok pada Struktur 12 Lantai dan 24 Lantai di mana Struktur 12 Lantai mengalami peningkatan gaya momen balok terbesar mencapai 10,7% pada Lantai 6 sedangkan Struktur 24 Lantai mengalami penurunan gaya momen balok terbesar mencapai 3,5% pada Lantai 12. Dengan hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa Analisis SSI cenderung lebih efektif pada struktur lebih rendah seperti Struktur 12 Lantai dikarenakan penurunan base shear terbesar dengan perubahan perpindahan lantai maksimum yang relatif kecil, namun penelitian ini masih terbatas pada analisis linear dan kondisi Tanah Lunak (SE) di Jakarta.