digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem ketenagalistrikan Batam-Bintan merupakan suatu sistem tenaga listrik terintegrasi, dimana pembangkit listrik di Pulau Batam dan Pulau Bintan saling terhubung satu sama lain melalui pusat beban terdistribusi. Pusat beban terbesar berada di Pulau Batam, dan beban puncak tertinggi yang pernah tercatat sebesar 587 MW pada Mei 2023. Rata-rata peningkatan konsumsi listrik di Batam-Bintan selama lima tahun terakhir dari tahun 2018 hingga 2022 sebesar 7,5 persen, dengan rata-rata Reserve Margin sebesar 10 persen setara dengan 60 MW pada tahun 2022. Pembangkit baru berkapasitas 120 MW diperlukan untuk menjaga kecukupan dan keandalan pasokan listrik yang diperkirakan akan Commercial on Date (COD) pada tahun 2027 dengan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan tersebut dan ketersediaan cadangan. Pembangkit tersebut dimaksudkan sebagai baseload agar kondisi ketenagalistrikan Batam tetap dapat tercukupi dalam jangka panjang. Dengan meningkatnya tren pembelian tenaga listrik IPP dan belum optimalnya struktur biaya PT PLNB, maka dilakukan upaya penambahan pembangkit listrik baru di PT PLNB dalam bentuk pembangkit listrik milik sendiri. Lanjut ke pelaksanaan investasi Pembangkit Listrik PLTGU 120 MW, Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan analisis terhadap investasi dengan menggunakan metodologi seperti Capital Budgeting Analysis, analisis sensitivitas, dan analisis Monte Carlo untuk mengetahui kelayakan proyek. Hasil dari analisisnya menunjukkan bahwa proyek investasi dianggap layak (NPV > 0, IRR > WACC), dengan probabilitas NPV negatif hanya sebesar 3,68%. Proyek tersebut rencananya akan ditender pada awal tahun 2024, dengan estimasi Commercial on Date (COD) pada awal tahun 2027.