digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PTFI, salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di dunia, mengubah operasi pertambangannya dari tambang permukaan menjadi tambang bawah tanah (TBT). Perpindahan ke pertambangan bawah tanah diharapkan dapat memperpanjang umur operasi pertambangan untuk memastikan pasokan tembaga yang stabil guna memenuhi kebutuhan dunia yang terus bertumbuh. Ekspansi ke tambang bawah tanah ini bertujuan membuka potensi baru dalam ekstraksi tembaga, memastikan pasokan logam penting ini secara konsisten dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan tembaga secara global yang terus meningkat. Seiring dengan terus meningkatnya permintaan tembaga, PTFI secara aktif meningkatkan kegiatan produksinya. Peningkatan ini merupakan respons langsung terhadap kebutuhan pasar dan merefleksikan komitmen PTFI untuk mempertahankan posisinya sebagai pemain kunci di pasar tembaga global. Transisi ke pertambangan bawah tanah melibatkan perubahan logistik dan operasional yang signifikan, memerlukan aliran material pendukung yang stabil untuk mempertahankan laju produksi yang meningkat. Berbagai tantangan muncul dalam manajemen material di tambang bawah tanah (UG), terutama tercermin dalam peningkatan jumlah material yang beredar di dalam tambang. Peningkatan ini memerlukan peningkatan jumlah Gudang penyimpanan untuk mengakomodasi jumlah material yang meningkat. Selain itu, ada masalah penting terkait material yang tidak terpakai yang menumpuk karena ketidakcocokan antara jumlah yang dipesan dengan material yang digunakan dalam operasi pertambangan. Ketidakseimbangan dalam proses ini mengakibatkan inefisiensi dalam sistem manajemen material yang actual saat ini, sehingga kebutuhan akan proses yang lebih efisien dan akurat untuk menyelaraskan pasokan material dengan permintaan aktual di lingkungan tambang UG sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini berfokus pada peningkatan sistem manajemen material melalui berbagai teknik dan metodologi analisis. Penelitian ini berusaha memberikan pemahaman dan memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang prosedur manajemen material yang ada di PTFI dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Komponen kunci dari penelitian ini melibatkan analisis akar permasalahan utama. Pendekatan ini sangat penting dalam mengidentifikasi faktor utama yang berperan besar pada masalah yang ada dalam system manajemen material. Studi ini bertujuan untuk mengatasi inti permasalahan dengan menentukan penyebab utama dengan mendeteksi gejalanya. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pemodelan discrete event. Pemodelan ini sangat penting dalam menciptakan simulasi dari sistem manajemen material yang ada. Melalui simulasi ini, kinerja dan efektivitas sistem di dalam berbagai kondisi dan scenario bisa dipelajari. Model ini tidak hanya berguna dalam menganalisis kondisi aktual tetapi juga bisa digunakan untuk menciptakan perbaikan pada system yang ada. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi manajemen material yang lebih efisien dan efektif, sehingga diperlukan perbaikan pada sistem yang ada dengan mensimulasikan beberapa skenario yang berbeda. Penelitian ini juga mencakup analisis biaya yang komprehensif untuk mengevaluasi dan membandingkan biaya yang ditimbulkan oleh sistem saat ini dengan scenarioskenario yang diusulkan. Kriteria utama dalam memilih skenario yang optimal didasarkan oleh faktor efektivitas dan efisiensi pada system tersebut, terutama dalam hal pengurangan biaya. Skenario yang menunjukkan tingkat efisiensi operasional tertinggi dengan biaya terendah akan diidentifikasi sebagai opsi yang terbaik yang dapat menggantikan system actual yang ada. Pendekatan ini memastikan bahwa strategi yang dipilih tidak hanya menciptakan perbaikan pada sistem manajemen material tetapi juga terdapat pengurangan biaya. Hal ini menjadikan skenario yang dipilih adalah solusi yang layak dan dapat digunakan secara jangka panjang.