Di tengah lanskap e-commerce yang berkembang pesat di Indonesia, tahun 2022 mengantisipasi lonjakan monumental, dengan jumlah pengguna yang diharapkan mencapai 178,94 juta – kenaikan sebesar 12,79% dari tahun sebelumnya yang mencapai 158,65 juta. Trajectory yang mantap ini menandakan integrasi ecommerce yang berkelanjutan dalam negeri ini, sebuah tren yang diperkirakan akan terus meningkat, memproyeksikan basis pengguna sebanyak 196,47 juta pada tahun 2023 dan mempertahankan momentum positif ini selama empat tahun mendatang. Di tengah lingkungan ini, STEGGO bertujuan untuk menempatkan dirinya, memanfaatkan analisis dan metodologi strategis. Secara internal, STEGGO merencanakan eksplorasi komprehensif yang mencakup STP
(Segmentation, Targeting, Positioning) dan aspek-aspek fundamental dari Marketing Mix, yang dikenal sebagai 4P – Product, Price, Place, dan Promotion. Analisis internal ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian strategi STEGGO dengan tuntutan dan preferensi pasar, memastikan pendekatan yang disesuaikan terhadap penawaran dan posisi produknya. Secara eksternal, pemeriksaan yang mendalam terbuka melalui penilaian multiaspek. Analisis PESTEL, sebuah kerangka kerja komprehensif yang menguji faktor-faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum, menggali inti-insight kunci untuk pengambilan keputusan strategis STEGGO. Selain itu, Analisis Kompetitor yang teliti tak terhindarkan, menawarkan intelijen kritis tentang pemain pasar yang ada, strategi mereka, kekuatan, dan kelemahan. Sementara itu, Analisis Pelanggan menggali pola perilaku, preferensi, dan harapan dari basis konsumen Indonesia, memberikan panduan penting bagi pendekatan STEGGO yang berorientasi pada pelanggan. Namun, untuk mengungkapkan wawasan yang cermat dan terarah dari analisis yang luas ini, penggunaan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) sangat penting. Teknik statistik ini memungkinkan pemeriksaan yang cermat terhadap data survei, mengurai hubungan yang rumit antara komponen bauran pemasaran, sikap pelanggan, dan niat membeli. Yang menarik, analisis mengungkapkan temuan yang cukup tak terduga: korelasi negatif antara upaya promosi dan sikap pelanggan terhadap produk STEGGO. Hasil yang tak terduga ini menantang asumsi konvensional dan menyarankan perlunya penyesuaian kembali strategi promosi. Tujuan utama dari analisis ini adalah memberdayakan STEGGO dengan pemahaman yang cermat tentang medan pasar, memfasilitasi pendekatan yang tepat sasaran untuk menargetkan segmen pasar tertentu dalam arena kompetitif yang ketat dari distributor daging beku. Terutama, studi ini mengungkapkan bahwa atribut-atribut seperti kualitas produk, strategi penetapan harga, dan penempatan strategis secara signifikan mempengaruhi sikap pelanggan, secara langsung memengaruhi niat untuk membeli. Sikap pelanggan memainkan peran penting dalam membentuk penerimaan dan kemauan pelanggan untuk mempertimbangkan pembelian ulang produk STEGGO. Sebagai kesimpulan, sintesis analisis internal dan eksternal, yang dipadukan dengan pemanfaatan SEMPLS, menawarkan peta jalan holistik bagi STEGGO untuk menavigasi dan unggul dalam lanskap e-commerce Indonesia yang berkembang pesat. Dengan menyelaraskan penawaran mereka, strategi pemasaran, dan upaya promosi berdasarkan wawasan yang komprehensif, STEGGO bertujuan untuk secara efektif merebut dan mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang ketat, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan loyalitas pelanggan.