ABSTRAK Arwin Datumaya Wahyudi Sumari
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB I - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB II - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB III - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB IV - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB V - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Arwin Datumaya Wahyudi Sumari
PUBLIC Irwan Sofiyan LAMPIRAN - ARWIN DATUMAYA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan
Pada suatu penggelaran Operasi Udara (OU) yang dinamis, kualitas informasi yang
dikirimkan kepada pengambil keputusan memberikan dampak signifikan pada
perencanaan strategi perang yang diambil untuk kemenangan dan meminimalkan
kerugian dampak peperangan. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sangat
tergantung kepada kecepatan pengolahan dan akurasi informasi yang diperoleh dari
aktivitas sensor-sensor yang didistribusikan di berbagai lokasi strategis. Di dalam
OU, data-data yang diperoleh dari hasil kegiatan intelijen baik pengamatan maupun
pengintaian dan disimpan di dalam suatu basis data intelijen, akan diolah dan
dianalisa dari perspektif intelijen, operasi, personil, logistik dan komunikasi dan
elektronika untuk kemudian disimpulkan dan disajikan kepada pengambil keputusan.
Informasi yang mengalir secara berkesinambungan memberikan permasalahan
ledakan informasi. Permasalahan lain adalah analisa data dan penyajian informasi
hasil analisa data yang dilakukan masih bersifat konvensional sehingga menjadi tidak
realistis jika dihadapkan pada dinamika OU di era informasi saat ini. Permasalahanpermasalahan
tersebut memberi dampak pada penurunan kecepatan siklus keputusan
Observe, Orient, Decide and Act (OODA). Untuk mengatasi permasalahanpermasalahan
tersebut, dirancang dan diimplementasikan suatu sistem yang mampu
mengombinasikan data dari sensor-sensor dan informasi hasil analisa-analisa data
tersebut guna memperoleh sebuah informasi yang lebih lengkap dan akurat dengan
cepat yang disebut dengan Sistem Fusi Informasi Multi Agen (SFIMA).
Proses fusi informasi menggunakan kombinasi model proses Dasarathy pada tataran
Data In-Data Out (DAI-DAO), Feature In-Decision Out (FEI-DEO) dan Decision
In-Decision Out (DEI-DEO) dan model proses Joint Director’s Laboratory (JDL)
tataran 0, 1, 2 dan 3. Untuk implementasi ke SFIMA dilakukan generalisasi pada
model proses Dasarathy dengan memodifikasi tataran-tataran FEI-DEO dan DEIii
DEO menjadi tataran-tataran FEI-Inference Out (IEO) dan Inference In-Inference
Out (IEI-IEO). Generalisasi juga dilakukan pada model JDL dengan mendefinisikan
tataran 0 untuk penilaian subfitur, tataran 1 untuk penilaian fitur, tataran 2 untuk
penilaian situasi dan tataran 3 untuk penilaian situasi penuh.
Mekanisme fusi informasi diaplikasikan menggunakan metoda Maximum Score of
the Total Sum of Joint Probabilities (MSJP) sebagai metoda utama yang merupakan
generalisasi dari metoda penyimpulan Bayes, metoda voting, Boolean OR dan
klasifikasi dan dilakukan oleh setiap Agen Fusi Informasi (AFI) sesuai dengan
bentuk masukan yang diolah dan keluaran yang diinginkan. Mekanisme fusi
informasi ini membentuk suatu arsitektur SFIMA bertingkat yang terdiri dari tataran
0, 1, 2 dan 3 berdasarkan pada macam fusi informasi yang dihasilkan. Sebuah agen
utama didefinisikan untuk melakukan fusi hasil-hasil fusi informasi dari agen-agen
lokal guna memperoleh satu informasi lengkap yang mencakup keseluruhan hasil
fusi informasi. Fusi informasi dan pengolahan informasi di dalam SFIMA
diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman C++ untuk kepentingan
validasi dengan studi kasus pada data yang diambilkan dari basis data intelijen
latihan Olah Yudha OU yang telah disamarkan.
Dari hasil validasi dapat diperlihatkan bahwa SFIMA mampu mengungguli sistem
konvensional ditinjau dari segi kecepatan pengolahan data dari awal hingga
penyajian informasi ke pengambil keputusan. Keunggulan tersebut secara langsung
berdampak pada pengurangan siklus keputusan OODA sehingga keputusan dapat
ditetapkan dengan cepat. Keunggulan utama SFIMA adalah produk fusi informasi
yang ditampilkan dalam bentuk grafik-grafik situasi wilayah-wilayah operasi. Dari
informasi yang telah disajikan tersebut dapat diekstraksi satu pengetahuan dan
memberikan keyakinan dan kepastian bagi komandan untuk menetapkan strategi OU
paling tepat untuk dilaksanakan dengan kerugian seminimal mungkin dengan cepat.