





Kondisi ekonomi global melambat mulai tahun 2020 karena adanya wabah COVID-19,
yang menyebar ke seluruh dunia. Ini menyebabkan banyak kasus kematian di hampir
semua negara serta ekonomi yang tidak stabil. Di tengah penurunan ekonomi dan risiko
ketidakpastian yang tinggi akibat pandemi, di mana Indonesia juga secara signifikan
berdampak pada kondisi ini, pemerintah tetap berkomitmen untuk melaksanakan
program pemulihan ekonomi nasional di beberapa sektor vital. Di sisi lain, pemerintah
juga mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian agar berjalan
normal. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024,
berdasarkan Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020, mendukung penguatan
infrastruktur, di mana ada 41 proyek prioritas yang melibatkan partisipasi dari
pemerintah, BUMN, dan perusahaan swasta. Secara umum, industri konstruksi akan
tumbuh dan berkembang dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal
itu telah menjadi efek domino di berbagai industri terkait, seperti industri beton sebagai
pemasok penting untuk dalam sektor konstruksi.
Objek penelitian ini adalah PT Wijaya Karya Beton, Tbk atau disebut (“ WTON ”), yang
bergerak dalam pembuatan beton pracetak dan siap pakai. Dari 2020 hingga 2021,
WTON mengalami penurunan pendapatan karena pandemi dan penurunan ekonomi.
Tantangan dalam industri beton adalah ketidakpastian untuk pasar konstruksi, dengan
jumlah proyek menurun dari tahun sebelum pandemi. Perusahaan ini juga terancam oleh
pemain beton pracetak dan siap pakai lokal yang pertumbuhannya agresif. Para pemain
luar negeri juga memasuki dan memperluas bisnis di Indonesia melalui proyek investasi.
Penulis melakukan penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan
adalah primer dan sekunder, dengan metode wawancara yang melibatkan manajemen
internal perusahaan untuk mendukung penelitian ini. Kerangka kerja dalam penelitian
ini adalah AFI (Menganalisis, Merumuskan, dan Mengimplementasi). Pertama, penulis
mengidentifikasi pemindaian eksternal menggunakan model PESTEL, Five Forces’
Potters, dan analisis penawaran-permintaan. Pemindaian internal menggunakan RBV,
VRIO, dan Analisa Value Chain. Kedua, penulis merumuskan strategi berdasarkan hasil
wawancara, analisis SWOT, dan Strategi Bisnis Generik, serta matriks Kompetensi IntiPasar untuk menciptakan strategi bisnis & perusahaan. Terakhir, penulis menyimpulkan
kunci keberhasilan dalam meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan menjalankan
strategi melalui rencana implementasi. Hal itu dibuat untuk tiga tahun ke depan bersama
dengan orang yang bertanggung jawab atau pelaksana untuk setiap proses bisnis.