digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dunia fashion tidak bisa lepas dari berbagai model dan merek, baik itu tas, pakaian, alat elektronik atau apapun yang berhubungan dengan fashion. Industri tas di Indonesia yang kini semakin berkembang membuat banyak produsen tas mulai dari produsen rumahan, industri lokal, nasional, hingga produsen kelas dunia terus berlomba-lomba merebut pasar yang ada. Salah satu kota yang memiliki dunia fashion yang berkembang pesat adalah Bandung, provinsi Jawa Barat. PEAU adalah sebuah brand tas lokal asal Bandung, Indonesia yang didirikan pada tahun 2017. PEAU merupakan brand tas yang menjual produk dengan menggunakan bahan kulit sapi asli, dan menjualnya secara offline dan online. Penjualan secara offline dengan cara menitipkan produk di beberapa toko yang sudah ada seperti Happy Go Lucky, sedangkan secara online melalui website, Instagram, TikTok, dan E-commerce (Shopee, Tokopedia). Penjualan produk PEAU mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa brand PEAU semakin diminati oleh pelanggan. Namun pada tahun 2023, pendapatan penjualan masih fluktuatif dan mengalami penurunan sejak bulan Mei 2023. Selain itu, rasio jumlah pelanggan lama dibandingkan dengan total pelanggan sangat rendah, yang mengindikasikan loyalitas pelanggan terhadap merek PEAU masih kurang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan strategi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dari PEAU. Penelitian ini mengeksplorasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan PEAU. Analisis internal dilakukan dengan menggunakan Marketing Mix, STP, dan VRIO; dan analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan PESTLE, Porter's Five Forces, Analisis Pesaing, dan Analisis Pelanggan. Dalam penelitian ini, data primer dan data sekunder digunakan untuk mengumpulkan data. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak PEAU, serta survei kuesioner yang berkaitan dengan variabel citra merek, keterlibatan pelanggan, dan kepuasan pelanggan. Kuesioner disebarkan kepada pelanggan PEAU, dan kemudian diolah dengan menggunakan Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM PLS). Data sekunder dari sumber teori yang relevan dikumpulkan untuk mendukung analisis. Hasilnya, ditemukan bahwa citra merek dan keterlibatan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan kepuasan pelanggan tidak. Selain itu, ditemukan bahwa akar permasalahan dari masalah ini adalah kurangnya variasi produk yang mengikuti tren, model dan bahan yang mudah ditiru, komunikasi pemasaran yang terintegrasi, termasuk kolaborasi dengan pihak ketiga tidak tersedia, kurangnya program loyalitas, dan tidak ada toko fisik yang dibuka untuk umum. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan strategi pemasaran untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, yaitu (1) meningkatkan variasi produk; (2) membangun lebih banyak kemitraan dengan influencer dan brand; (3) meluncurkan strategi konten media sosial untuk menyelaraskan pesan di seluruh saluran; (4) menciptakan komunitas online dengan menggunakan media sosial; dan (5) membangun program loyalitas pelanggan.