digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri fashion Indonesia telah berkembang menjadi sektor yang kuat dan terus berkembang, menempati peringkat ketiga terbesar di industri pengolahan. Cloud Think merupakan salah satu peserta bisnis yang aktif dalam sektor ini. Cloud Think memulai bisnis sebagai reseller untuk merek fashion lain pada tahun 2017. Namun, pada akhir 2020, Cloud Think mulai memproduksi dan menjual produk fashion dengan merek mereka sendiri. Cloud Think berfokus pada penyediaan produk untuk reseller yang nantinya menggunakan platform e-commerce dan media social dalam menjual produk Cloud Think. Di tengah pasar fashion yang dinamis dan kompetitif, Cloud Think menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan inovasi untuk tetap bertahan di bisnis. Persaingan yang intens dipicu oleh pesaing baru yang terus muncul di pasar digital. Cloud Think saat ini mengandalkan bisnis grosir sebagai pendapatan utama. Dalam beberapa bulan terakhir Cloud Think telah mengalami penurunan penjualan. Meskipun telah mencoba masuk ke sektor ritel, kurangnya keahlian di bidang ini membuat hasil yang kurang optimal untuk Cloud Think, hal tersebut sejalan dengan temuan analisis internal dan eksternal yang dilakukan pada pada penelitian ini. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh Cloud Think, penerapan metode analisis komprehensif dilakukan dalam memahami perilaku konsumen, mengidentifikasi diferensiasi yang sesuai, dan menentukan strategi yang dibutuhkan. Hasil analisis akan menghasilkan segmentasi, targeting, dan positioning baru untuk bisnis. Strategi yang dihasilkan adalah melakukan branding di media sosial, menerapkan dual-channel untuk ritel, diversifikasi produk dengan harga kompetitif, masuk ke pasar fashion Muslim, dan aktif dalam melakukan promosi dan kemitraan strategis. Selain itu, keberhasilan implementasi dan dampak dari strategi ini juga akan bergantung pada pengembangan sumber daya manusia yang ada pada Cloud Think.